Siang hari yang terik hingga cahaya matahari memantul dari kaca gedung-gedung tinggi di kota padat penduduk itu, membuat orang-orang menyipitkan mata saat melihatnya. Di siang hari seperti ini bukan lagi suara kicauan burung yang beralun indah melainkan suara klakson kendaraan yang tercebak macet di jalanan aspal, akibat tumbangnya sebuah pohon besar di jalanan alhasil jalur alternatif itu menjadi macet parah.
Diantara gedung-gedung tinggi itu terdapat seorang gadis sipelaku utama sedang duduk termenung di jendela sebuah apartemen. Gadis itu menopang dagu nya melamun, memikirkan perlakuan orang tua dan adiknya yang kemarin mengusirnya dari rumah.
Flashback on
Sepulang dari rumah sakit Vira dan keempat temannya menyempatkan mampir ke rumah baru leader Zervanos. Sehabis itu mereka mengantarkan Vira pulang kerumahnya.
Ting....tong....
Bel rumah mewah itu Billy tekan beberapa kali hingga suara engsel pintu yang bergerak terdengar kemudian menampakkan tuan keluarga Damara setelah pintu kokoh itu terbuka sempurna.
"Ngapain kalian kesini ? Mau bersekongkol bunuh siapa lagi ?" tanya Arthur dengan datar.
"Om kita kesini cuma mau nganter Vira" ucap Melva dengan hati-hati.
Arthur beralih menatap mata sayu anak tengahnya dengan malas, pria itu berdecih, "ternyata masih punya tampang kamu kesini. Tapi maaf saya tidak kenal dengan dia lebih baik kalian pergi dari rumah saya"
Tiba-tiba Amanda dan Faira datang. Begitu melihat Vira emosi Amanda memuncak, wanita paruh baya itu langsung mendorong anak tengahnya dengan kuat hingga tubuh lemah Vira tersungkur.
"NGAPAIN LAGI KAMU KESINI, HA ?! BELUM PUAS KAMU MEMBUNUH DUA ORANG TERSAYANG SAYA !"
"Vira gak pernah bunuh siapa-siapa ! Tante kalo gak tau kejadian sebenernya lebih baik diam !" pekik Arfan.
"Udah jelas jelas Vira bunuh kak Alvin semua bukti mengarah ke cewek gembel itu" ucap Faira memperkeruh suasana.
"Ma, pa, Faira. Vira bukan pembunuh kakak ataupun oma --
"BUKAN KATAMU ! SUDAH JELAS-JELAS KAMU YANG BERMAIN PETASAN DIDEKAT IBU SAYA DAN AKIBATNYA IBU SAYA SERANGAN JANTUNG DAN AKHIRNYA MENINGGAL !" bentak Arthur.
"SUDAHLAH ! KALIAN PERGI DARI SINI ATAU ANAK ITU AKAN SAYA MASUKAN KEPENJARA !" sambungnya.
Flashback off
Sejak kejadian itu Vira tinggal di apartemen keluarga Davies yaitu apartemen keluarga Billy, kebetulan apartemennya kosong dan belum pernah ditempati.
Vira menghembuskan nafasnya kasar. "Kapan semuanya berakhir Vira udah gak kuat sama semua ini. Kak jemput Vira kak biar kita bisa bahagia bersama disana" batinnya sembari memandang langit cerah diatas sana.
Vira merasa lelah dengan semua yang terjadi dalam hidupnya, sepertinya secuil kebahagian saja sangat enggan untuk mampir menyapa hidupnya. Masalah kesalahan pahaman kematian neneknya saja belum selesai dan sekarang ditambah lagi kesalahpahaman akan kematian kakaknya yang keduanya jelas-jelas bukan kesalahannya, semua itu hanya salah paham.
Dahulu ketika Vira berumur 7 tahun ia bermain di taman rumahnya bersama Faira, Alvin juga neneknya tiba-tiba Faira meminta Vira untuk menyalakan petasan tadinya ia menolak untuk menyalakan petasan itu karena ada neneknya yang memang mempunyai riwayat penyakit jantung dan Alvin juga sudah melarang adiknya itu untuk bermain petasan tapi Faira malah merebut petasan itu lalu menghidupkannya.
Pada akhirnya kejadian yang sangat tidak diinginkan terjadi nenek mengalami serangan jantung karena kaget dan langsung menutup usia beberapa saat kemudian. Begitu melihat Arthur dan Amanda dalam keadaan marah Faira memberikan korek yang tadi untuk menyalakan petasan pada Vira dan disaat itulah semuanya berubah kesalahpahaman terjadi Arthur dan Amanda mengira Vira yang menyalakan petasan dan menyalahkan anak tengahnya itu atas kematian ibu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Short StoryBrianna Elvira Damara, nama lengkapnya. Gadis yang hampir tidak bahagia setiap harinya dan dibenci oleh teman dan keluarganya hanya karena kesalahpahaman. Namun suatu ketika sebuah peristiwa berhasil mengendingkan penderitaan dari seorang Elvira da...