Tulips garden, di sini lah mereka berkumpul sekarang. Arfan,Billy,Zico, Melva, dan Eca bahu membahu membantu Vira menyiapkan dekorasi untuk acara foto keluarga dan family dinner. Bukan hanya untuk keluarga Vira tapi keluarga mereka semua, Vira yang mengundang mereka untuk ikut dalam family time keluarga nya.
Walaupun dengan kondisi kurang baik, bukan Vira namanya kalau tidak memaksa. Dengan bantuan kursi roda Vira ikut andil mendekorasi taman bunga tulip itu.
Kemarin setelah semua terbongkar dan akhirnya dalang dari pembunuhan Alvin terkuak, Vira sangat shock mendengar siapa pelakunya alhasil setelah itu ia drop dan dilarikan ke rumah sakit.
Retha mengatakan kalau kanker di jantung Vira sudah menyebar ke berbagai organ dalam tubuhnya dan hal itu membuat Vira gampang drop. Retha juga mengatakan kalau tubuh Vira sudah menolak semua metode pengobatan termasuk kemoterapi.
Sebenarnya Retha ingin angkat tangan dalam menangani kanker Vira yang sudah diluar kemampuannya tapi ia diingatkan akan janji terhadap dirinya sendiri untuk merawat Vira sampai sembuh. Entah sembuh karena pengobatan atau sembuh karena Tuhan.
Vira sedang sibuk merangkai bunga diatas styrofoam bersama Eca yang membantunya. Cewek itu mengukir nama orangtuanya menggunakan bunga berwarna biru cerah.
Eca menatap Vira sendu, ia tidak menyangka kalau nasip mantan calon adik iparnya itu seburuk itu. "Lo bener-bener kuat Vir disaat semua benci sama lo, lo tetep bisa senyum dan mengatakan kalau lo baik-baik aja. Padahal gue yakin lo gak selalu dalam keadaan baik" batin Eca.
Ketua dark demon itu menaruh keranjang bunga keatas meja kemudian menarik kursi ke sebelah Vira. Cewek itu duduk disana, ia membenarkan selang oksigen yang bertengger manis di hidung sahabatnya itu.
"Lo kok bisa sekuat ini sih" tanya Eca membuat lawan bicaranya menoleh menatapnya.
"Maksud kakak"
"Ya...lo kok bisa tetap tersenyum walaupun...sorry....takdir lo" ucap Eca menggantung.
Vira tersenyum manis, "satu alasan gue tetap bertahan dan tetap kuat kak, alasannya cuma amanah kak Alvin. Kak Alvin dulu bilang dia titip mama papa dan Faira ke gue, so there's no reason for me to go"
Eca menatap mata sayu Vira nanar.
"Tapi mungkin sebentar lagi gue bakal ingkar dan bakal pergi jauh"
Eca menutup mulut Vira dengan jari telunjuknya. Cewek itu menggeleng pelan, "jangan ngomong gitu ya"
Vira tersenyum lalu menurunkan jari telunjuk Eca. "Sekarang Vira yang tanya, kenapa kakak gak benci sama Vira"
"Kenapa gue harus benci sama lo"
"Karna kematian kak Alvin"
"Gue gak percaya sama tuduhan itu, lagian lo udah terbukti gak salah kan" ucap Eca sembari mencubit pipi Vira.
"Asal lo tau gue yang udah ngasih surat-surat itu" sambungnya.
"Oh jadi kakak si hantu surat itu, tapi gue berterima kasih sih karna berkat kakak masalah ini cepet selesai"
"Ck ! Iya dong, siapa dulu yang nyari informasi leader dark demon" sombongnya.
Vira tertawa kecil.
Tiba-tiba Arfan datang dan langsung memeluk Vira dari belakang. "Ayang pengen berduan sama kamu"
Eca menatap Arfan malas, "lo ngusir apa gimana" tanyanya datar.
"Kalo ngerasa ya, bagus sih" ucap Arfan dengan wajah tengilnya.
Ingin sekali Eca mengacak-acak wajah tengil Arfan, sangat menyebalkan. "Yaudah lah gue pergi, bye"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Short StoryBrianna Elvira Damara, nama lengkapnya. Gadis yang hampir tidak bahagia setiap harinya dan dibenci oleh teman dan keluarganya hanya karena kesalahpahaman. Namun suatu ketika sebuah peristiwa berhasil mengendingkan penderitaan dari seorang Elvira da...