Ending-17

1.4K 68 0
                                    

"Sabar,sabar dan sabar. Selama ini gue udah sabar ngadepin semuanya, tapi kenapa ? Semuanya terasa semakin runyam ? Apa gue harus menjadi jahat dahulu baru semua akan harmonis kembali ?"-Elvira

"Kamu yakin mau tau hasilnya, vira" tanya Retha dengan menatap lekat wajah Vira.

Semua orang yang berada di ruangan dokter itu diam menatap Vira lekat. 

Bukan Retha tidak ingin memberitahu tapi ia juga memikirkan mental teman anaknya itu, gadis itu baru mendapat musibah beberapa hari yang lalu. Sebagai dokter ia paham kalau kabar seperti ini bisa saja membuat mental Vira semakin down dan bisa saja semangat hidup gadis itu hilang setelah mendengar kenyataan yang sudah tertulis di amplop coklat yang ia pegang.

Pandangan Vira jatuh pada amplop coklat ditangan Retha, kosong. Dalam benaknya ia sangat ingin tahu apa isi dari amplop itu tapi dirinya juga takut kalau hasilnya akan buruk dan membuatnya mempunyai penyakit parah. Gadis itu menarik nafasnya dalam lalu menghembuskan nya cepat.

"Apapun hasilnya". Vira menjeda kalimatnya dan membalas tatapan Retha. "Vira tetap mau tau hasilnya" walaupun mungkin hasilnya akan buruk.

Retha mengangguk kecil. Dokter itu mengambil selembar kertas dari beberapa kertas lainnya. Ibu dari Melva itu menghela nafas pelan, "dari hasil tes beberapa hari yang lalu, Vira". Retha berhenti sejenak menetralkan suaranya yang bergetar karena menahan tangisnya.

Vira menggenggam erat tangan Arfan. Cowok itu paham ia membiarkan Vira menggenggam tangannya, jujur saja ia jadi ikut deg degan mungkin sama seperti apa yang Vira rasakan saat ini.

"Vira positif mengidap penyakit cardiac tumor atau kanker jantung stadium 4 atau akhir". Retha menunduk air matanya lolos begitu saja.

Deg !

Bak disambar petir di siang bolong mereka tidak percaya kalau gadis seceria Vira bisa mendapatkan penyakit berbahaya seperti itu.

"Vir" panggil Melva lirih. Cewek itu sudah tidak mampu menahan tangisnya.

Vira mematung seketika ditempatnya, kenyataan pahit apa lagi ini ? apa ujiannya selama ini kurang ? Hingga diberi penyakit berbahaya seperti itu ?

Genggaman tangannya terlepas tubuhnya melemas begitu saja, terlalu shock menerima kenyataan itu. Tubuhnya jatuh begitu saja namun dengan sigap Arfan menopang tubuh Vira agar tidak jatuh membentur lantai.

"Hey, Vira"

Vira menatap nanar netra biru Arfan. "Dosa gue terlalu besar ya ?" tanyanya lirih.

Arfan menggelengkan kepalanya lalu membawa Vira kedalam dekapannya, mengusap kepala belakang Vira dengan lembut. "Kalo mau nangis, gak apa apa tumpahin aja jangan ditahan" ucapnya lembut.

Vira mempererat pelukannya tangisnya pecah begitu saja di bahu Arfan. Cewek itu meremat jaket yang Arfan gunakan. Pelukan hangat ini memang yang Vira butuhkan dan pundak yang akan menjadi muaranya untuk menumpahkan semua keluh kesahnya.

Semua orang diruangan itu dibuat menangis juga. Mereka sangat tahu masalah yang menimpa kehidupan Vira dan sekarang masalah cewek itu bertambah ditengah suasana dukanya.

Namun sebagai sahabat mereka harus mensupport Vira agar hidupnya tidak merasa sendiri dan kalau bisa mengembalikan senyum indah Vira.

ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang