Ditempat lain tepatnya di markas black dragon, Arfan dan teman-temannya sedang berkumpul. Mereka sedang menunggu kabar dari polisi mengenai tempat yang sempat Arfan temukan dan digadang-gadang sebagai markas besar clown death.
Mereka sebenarnya ingin ikut memastikan tempat itu tapi pihak kepolisian melarang mereka dengan alasan ini bukan wewenang mereka.
Arfan mendengus bosan. Cowok itu menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan diatas stang motor, sungguh bosan karena tidak wanita kesayangan disampingnya. Vira tadi sempat mengabari Arfan kalau ia tidak bisa ikut karena sedang merawat ibunya yang sakit. Dan lihatlah sekarang Arfan menjadi tidak semangat.
"Ayolah bro jangan lemes gitu" sindir Billy sambil menoyor bahu Arfan.
"Gak ada ayangnya sih" sorak Rafa membuat semuanya menertawakan Arfan.
"Bacot bangsat !" ucap Arfan ngegas kemudian melenggang pergi.
"Eh Vir baru dateng" pekik Melva dengan keras.
Arfan mengembangkan senyumnya kemudian berbalik, berharap kekasihnya benar-benar datang.
"Dasar bucin" ejek mereka membuat Arfan malu setengah mati. Cowok itu langsung melenggang cepat meninggalkan teman-temannya yang menertawai dirinya.
Drrrtt...drttt..
Nada dering ponsel Rafa menghentikan tawa mereka. Cowok itu langsung menerima panggilan suara itu setelah melihat nama polisi disana.
"Halo pak gimana, kami udah boleh kesana" tanya Rafa cepat.
"Iya mas, kesini saja komplotan mafia itu sudah kami ringkus"
"Kalo gitu saya dan yang lain segera kesana"
"Iya mas ditunggu"
Rafa menyimpan ponselnya kembali kedalam saku.
"Gimana raf kita meluncur kesana" tanya Zico.
Rafa mengangguk,"komplotan itu udah diringkus kita kesana sekarang"
"Ar ayo" teriak Rafa.
Arfan segera bangkit dari posisinya kemudian berlari menuju motornya.
Tanpa berlama-lama mereka melajukan motor masing-masing menuju lokasi dimana markas besar badut mafia itu berada.
****
Sebuah kastil besar dengan pekarangan luas seperti bandara itu dijadikan markas besar komplotan berdarah dingin itu.
Seluruh anggota black dragon yang jumlahnya ratusan itu memarkirkan motornya dibelakang mobil polisi dan deretan motor sport hitam entah milik siapa.
Arfan dan kawan-kawan bergegas menuju barisan terdepan. Di tanah lapang itu komplotan berjaket kulit dengan logo tengkorak diikat dengan kencang dengan masing-masing tangan ter-borgol.
Senjata tajam dan senjata api milik komplotan mafia itu sudah disita oleh polisi dan akan dihancurkan nantinya.
Stefan -jendral polisi- mendekati Rafa dan Arfan kemudian memberi hormat pada mereka berdua dan dibalas oleh Rafa dan Arfan. "Selamat siang, mereka sudah kami ringkus dan tidak ada satu pun yang lolos"
Arfan mengangguk paham, "lalu siapa mereka" mengedarkan pandangan pada sekumpulan orang yang kompak memakai helm full face.
"Apa mereka komplotan mereka juga" tanya Rafa dengan menunjuk anggota clown death.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Short StoryBrianna Elvira Damara, nama lengkapnya. Gadis yang hampir tidak bahagia setiap harinya dan dibenci oleh teman dan keluarganya hanya karena kesalahpahaman. Namun suatu ketika sebuah peristiwa berhasil mengendingkan penderitaan dari seorang Elvira da...