Ending-35

4.7K 98 1
                                    

Anggota dark demon menodongkan laras panjang yang mereka bawa ketika Zervanos dan kedua orang tua Vira datang.

"Turunkan senjata kalian tapi tetap berjaga" perintah Eca.

"Baik Queen"

Arfan menghampiri Rafa yang tampak frustasi. "Raf Vira kenapa Raf"

"Gue juga gak tau Ar. Tadi waktu gue jenguk dia, dia udah kejang-kejang dan masker oksigennya penuh darah" ucap Rafa bergetar. Cowok itu trauma melihat begitu banyak darah yang keluar dari mulut dan hidung Vira.

"Se-sekarang gimana ?"

"Masih diperiksa sama tante Retha"

Ceklek...

Begitu Retha keluar dari ICU ia langsung dikerubungi oleh mereka. Melihat ekspresi wajah Retha sudah memberi sinyal mengenai keadaan Vira didalam sana.

"Ma, Vira baik-baik aja kan"

"Tante" panggil Arfan lirih. Cowok itu tidak mau berasumsi buruk hanya dengan melihat ekspresi Retha saja yang kacau.

Retha menggelengkan kepalanya bersamaan dengan itu air matanya meluruh cepat membasahi pipinya.

"Maksudnya apa dok, anak saya kenapa" pekik Amanda.

Anak saya ? Apa baru sekarang Amanda menganggap Vira anaknya. Lantas kemana saja ia hingga baru saat ini menyebut Vira sebagai anaknya.

Retha mengedarkan pandangan ke seluruh orang didepannya yang menunggu jawaban darinya. Wanita itu menghembuskan nafas nya kasar,"Vira"

"Ya, Vira kenapa dok !" sentak Arthur.

"Perjalanan Vira sudah selesai, gadis baik itu sudah berkumpul kembali dengan kakak juga omanya. Vira sudah menemukan jalan bahagianya" jelas Retha dengan memejamkan mata.

"Enggak ! Tante jangan bohong !" teriak Arfan histeris.

Retha menggeleng pelan. "Vira pergi tepat pukul 10.30"

****

Pintu ruangan dimana biasanya terdapat tubuh manusia yang sudah kaku dan dingin itu dibuka, seketika semerbak bau harum langsung menyambut indera penciuman mereka.

Perlahan mereka masuk kedalam ruangan itu. Hawa sejuk dan bau harum lah yang menyambut mereka bukan bau-bauan yang tidak enak. Mereka melangkahkan kaki menuju satu brankar yang ditiduri oleh wanita kesayangan mereka.

Dengan tangan bergetar Arthur membuka kain putih penutup tubuh anaknya. Wajah cantik Vira yang sudah memucat serta ukiran senyum manis yang selama ini menemani mereka tampak jelas setelah kain putih itu terbuka. Tangis histeris seketika menggema memenuhi ruangan itu.

Arthur menyangga tubuhnya menggunakan kedua tangan yang diletakan diatas brankar laki-laki itu menunduk memejamkan mata, air matanya meluruh dan jatuh membasahi tangan dingin anaknya.

Arfan membungkuk cowok itu menangkup wajah kekasihnya. "Sayang bangun, liat aku ada disini buka mata kamu ya" lirih Arfan disela isak tangisnya.

"Aku mohon bangun, jangan tinggalin aku hiks" bisik Arfan tepat ditelinga Vira. Cowok itu memeluk tubuh dingin kekasihnya.

Weni mengusap punggung anaknya. "Ikhlasin Vira ya, dia udah bahagia sesuai keinginannya kan jadi Arfan harus ikhlas" ucapnya bergetar. Wanita itu juga menangis, baru kemarin ia mengobrol dengan Vira tapi sekarang calon mantunya harus pergi untuk selamanya.

ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang