Ending-10

1.8K 94 0
                                    

Lorong rumah sakit menjadi penuh dengan anak-anak Zervanos, mereka menunggu Vira yang masih diperiksa.

Alvin menyugar rambutnya kebelakang cowok itu sangat khawatir dengan keadaan adiknya. Seragam Alvin yang tadinya putih bersih sekarang terdapat bercak merah, tadi waktu diperjalanan Vira sempat mimisan dan alhasil bajunya yang kena.

Eca mengusap pundak kekasihnya lalu menuntunnya duduk di kursi tunggu. Cewek itu mengusap punggung kekasihnya, memberi ketenangan.

Arfan tak kalah khawatirnya dengan Alvin, ia mengerutuki dirinya sendiri yang tidak peka kalau wanitanya sedang sakit mungkin kalau ia cepat menyadari kejadiannya tidak seperti ini.

Sebenarnya bukan Alvin dan Arfan saja yang khawatir tapi semua anggota Zervanos yang ada disitu juga merasa khawatir.

Ceklek

Seorang wanita berjas putih dengan name tag Retha itu keluar dari ruangan dimana Vira berada. Alvin yang tadinya duduk sekarang bangkit berdiri dan mendekati Retha.

"Dok gimana adik saya"

"Kamu kakaknya ?". Alvin mengangguk. "Ikut ke ruangan saya, saya jelaskan disana"

Alvin kembali mengangguk.

"Dok boleh kita masuk" tanya Eca.

"Boleh tapi jangan semua kasihan pasien nanti istirahatnya terganggu"

"Baik dok"

"Mari pak ikut saya". Alvin mengikuti langkah dokter perempuan itu.

"Lo sama Eca aja yang masuk Ar, kita tunggu disini dulu" ucap Billy.

Arfan mengangguk. "Ayo ca". Eca mengangguk lalu mengikuti langkah Arfan. Cowok itu menghembuskan nafas dalam sebelum benar-benar membuka pintu berwarna putih itu.

Begitu terbuka bau obat-obatan dan aroma khas rumah sakit langsung menyambut kedatangan Eca dan Arfan. Dilihatnya Vira terbaring diatas hospital bed dengan infus, oxygen mask dan kabel-kabel elektroda yang menempel didada cewek itu.

Arfan meremas tepi hospital bed matanya memanas seperti hendak menangis tapi dengan sekuat tenaga ia tahan agar benda cair itu tidak jatuh, melihat queen nya seperti ini membuat hatinya bak teremas hancur.

Eca duduk di kursi samping hospital bed cewek itu membawa tangan Vira yang tertancap infus kebawah pipinya, panas itulah yang ia rasakan saat menyentuh kulit tangan Vira.

Arfan membungkukkan tubuhnya, mendekatkan wajahnya pada wajah Vira. Cowok itu mengusap pipi Vira dengan telunjuknya, "wake up queen" lirihnya. Detik berikutnya bibir cowok itu menempel pada kening Vira.

Eca tersenyum tipis melihat Arfan yang mencium kening Vira, ia melihat ada ketulusan dimata sahabatnya itu. "Semoga lo bisa jaga Vira dengan ketulusan lo Ar"

💛💛💛

Dr. Retha Maharani Vernandes, Sp.JP, begitulah nama yang terpajang di meja dokter wanita itu. Alvin sempat kaget melihat gelar diakhir nama sang dokter.

Kenapa dokter spesialis jantung yang menangani adiknya ?

Namun Alvin menghiraukan itu yang lebih penting sekarang adalah ia mengetahui kondisi adiknya dulu. "Jadi gimana dengan adik saya dok"

Retha tampak menarik nafas sebelum menjelaskan dan bertanya lebih lanjut. "Sebelumnya saya ingin bertanya apa pasien akhir-akhir ini sering mengalami angina dan sesak nafas"

ENDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang