Matahari mulai turun ke barat pertanda hari mulai sore. Jalanan kota menjadi ramai oleh anak-anak muda yang berlalu lalang di jalanan dengan membawa pasangan, memang waktu yang pas untuk mengajak pasangan jalan-jalan.
Jam kerja Vira sudah selesai ia segera pulang kerumah sebelum mama papa juga kakak adiknya pulang.
Arfan mengantar Vira pulang. Sebenarnya Vira membawa motor tapi karena Arfan memaksa jadi Vira pulang dengan dibonceng oleh cowok itu sedangkan motor Vira dibawa Zico.
Arfan tersenyum tipis menatap pantulan wajah Vira di kaca spion, pandangannya jatuh pada lebam di kening cewek itu, akibat kejadian tiga hari yang lalu. Cowok itu menjadi saksi bagaimana memprihatinkan kondisi Vira saat itu, tubuh basah luka lebam dan bekas merah dimana-mana.
Cukup ! Ia tidak mau mengingat hal itu lagi, itu hanya membuat dendamnya terhadap Arthur dan Faira semakin besar.
Arfan mengusap punggung tangan Vira yang melingkar diperutnya. "Kening lo masih sakit" tanyanya to the point.
"Sedikit"
"Kalo bekas cambuknya masih sakit"
Vira mengangguk. "Tapi rasanya gak sesakit hati gue". Vira tersenyum tipis. Hatinya sangat terluka mendapat perlakuan buruk dari orang tua juga adiknya sendiri.
Vira hanya ingin disayang apa itu salah ?
"Lo yang sabar ya"
Vira tersenyum dan menatap wajah samping Arfan dari kaca spion. "Selalu"
Hening !
Kedua insan itu hanya fokus pada pandangan masing-masing. Arfan yang fokus menyetir dan melihat jalanan sedangkan Vira fokus melihat pinggir jalan yang ramai.
"Kapan ya, gue bisa kaya anak-anak lain. Disayang sama keluarganya dan punya keluarga yang harmonis" batin Vira.
"Huh... Kayanya keinginan gue cuma bisa terwujud dalam mimpi" sambungnya dalam hati.
"Vir ntar malem sibuk gak" tanya Arfan memecah keheningan.
Vira berfikir sejenak, apa saja kegiatannya nanti dirumah. "Malem ini mau bersih-bersih rumah. Kenapa emangnya"
"Ooo, tapi bisa ditunda gak ? Gue mau ajak lo jalan"
"Emmm, liat nanti aja ya soalnya takut mama papa marah kalo gue gak bersihin rumah" ucap Vira tak enak.
"Oke. Semoga bokap nyokap lo nginep di luar kota ya biar kita bisa jalan" ucapnya tersenyum kuda.
"Bisa aja lo"
🦋🦋🦋
Sampai dipekarangan rumah keluarga Damara. Terlihat disana Asih sedang menyapu halaman dan pak satpam yang sedang bermain catur.
"Eh Vira udah pulang"
"Iya bi". Vira dan ketiga kawannya menyalimi Asih secara bergantian.
"Mama sama papa belum pulang bi"
"Tadi tuan ngabarin katanya mereka nginep karena cuaca disana lagi buruk"
Arfan tersenyum lebar lalu menyenggol lengan Vira. "Berarti nanti malem jadi kan" bisiknya.
Vira mengangguk.
"Jadi kemana" celetuk Zico.
"Adalah lo gak usah kepo"
KAMU SEDANG MEMBACA
ENDING
Short StoryBrianna Elvira Damara, nama lengkapnya. Gadis yang hampir tidak bahagia setiap harinya dan dibenci oleh teman dan keluarganya hanya karena kesalahpahaman. Namun suatu ketika sebuah peristiwa berhasil mengendingkan penderitaan dari seorang Elvira da...