RedRose 5

351 57 8
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

-how amazing it's to find someone who wants hear about all the things that go in your head-

***

Asher berdecak di depan meja kerjanya menatap ponsel yang bergetar dengan nama kontak yang menghubunginya. Ia baru saja keluar dari ruang rapat dengan pembahasan lahan sengketa yang tidak mau dilepas sang pemilik. Akibatnya Asher harus rela merogoh kantong dan mengeluarkan banyak dana untuk memenuhi tuntutan pemilik yang ingin tanahnya di beli dua kali lipat dari harga awal. Walaupun sudah di pastikan ia akan untung besar saat pembangunan villa dan pusat perbelanjaan di sekitar pantai Virgina, akan tetapi Asher masih merasa kesal dengan pihak pemilik yang memanfaatkan dirinya untuk meraup keuntungan lebih.

Perusahaan yang sedang Asher kelola sekarang lebih mengembangkan real estate sehingga ia sibuk membangun gedung-gedung pencakar langit.

Asher mengambil ponselnya dengan kasar. Menempelkan benda itu ke telinganya sembari melonggarkan dasi yang mengikat.

"Apa lagi Gene? Kau mau bilang jika sudah bertemu dengan Barrack dan ia tidak berubah pikiran? Aku sudah tidak menginginkan lahan itu! Forget it! Sekarang pulanglah, aku merasa tercekik setiap kali harus rapat!" tutur Asher tanpa memberi kesempatan Gene diseberang sana mengucapkan salam terlebih dahulu.

"Tebakanmu benar, aku bertemu dengan Barrack Johnson disini dan dia mau melepas lahannya untuk kita."

Asher terkejut mendengar berita yang baru saja Gene beritahukan.

"Bagaimana bisa?"

Terdengar helaan nafas panjang dari Gene.

"Ada apa Gene? Tidak mungkin ia merubah keputusannya begitu saja yang sudah disetujui bersama Ramon."

"Dengarkan aku Ash,"

Asher semakin mengerutkan dahinya. "What happened?"

"Ramon Canal di temukan tewas semalam di pesta ulang tahun Lee Sang Yi."

"Apa?"

"Dan itu bukan karena kau kan?"

"Sinting! Aku tidak pernah bermain kotor dalam bisnis keluargaku Gene! Ayahku pasti akan menggantungku jika aku melakukan hal yang tidak pada jalurnya. Walaupun dia diam saja sampai sekarang tapi aku yakin, jika ayahku tahu akan kegiatanku diluar perusahaan!"

"Iya, aku bersyukur sekali mendengarnya. Hanya saja saat aku melihat mayat Ramon, otakku langsung bekerja mengingatmu, bagaimana kau begitu terobsesi akan bunga mawar setahun terakhir ini."

"Bunga mawar? Apa maksudmu?"

"Saat seorang tamu menemukannya tewas di dalam kamar mandi dengan luka tembak tepat pada kepalanya, aku menyeruak di tengah orang-orang yang berkumpul hanya untuk memastikan itu adalah Ramon. Dan aku begitu terkejut saat melihat mayatnya tergeletak begitu saja di bawah wastafel dengan kelopak bunga mawar yang berhamburan seolah kematian itu adalah sebuah perayaan."

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang