Warning 🔞
Asher mengumpat, mengucap sumpah serapah ketika tubuhnya di tabrak oleh seseorang yang membuat aktivitas bercintanya berhenti. Sialan, batin Ash. Dia akan membuat perhitungan dengan orang yang sudah menggagalkan kenikmatan bercintanya it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-stop being okay for everything, you deserved to be treated right-
***
Toronto, Canada
"Sulit rasanya bagi dia untuk bertahan." William Verga melepaskan masker di wajah, ia menghela nafas seraya menatap Devon dengan frustasi. "Aku sudah berusaha dengan keras." katanya menyentuh pundak Devon, "ini akan memakan waktu yang sangat lama."
"Aku memindahkannya kemari karena kau begitu percaya diri membanggakan rumah sakitmu yang---" kata-kata Devon terpotong.
"Aku mempunyai teknologi rumah sakit yang luar biasa, Dev. Kau pun tahu, akan tetapi itu saja tidak akan cukup jika tidak ada keinginan dari pasien ini untuk bangun." William menjelaskan. "Wanita itu..." dia menunjuk ke arah jendela kaca besar dimana dibelakangnya terdapat sebuah ruangan dan seseorang tengah terbaring diatas ranjang, "dia tidak akan bertahan dengan keadaannya sekarang, benturan di kepalanya---"
"Dia pasti akan sembuh," ujar Devon dengan keyakinan menatap wajah wanita yang tengah memejamkan matanya seolah sedang tertidur pulas.
"Dev, kita sudah sebulan lebih menunggunya bangun. Tentu saja kau juga tahu akibat dari benturan dikepalanya tanpa perlu ku jelaskan. Jika memang dia terbangun suatu saat nanti aku tidak yakin tubuhnya akan berfungsi normal karena tidak bergerak selama ini. Dia sudah cukup berjuang sampai sekarang. Mengingat kondisinya saat kau bercerita, aku yakin jika orang lain pasti sudah akan mati." kata William sengaja berbicara sedikit kasar agar Devon tidak menaruh banyak harapan. "Lepaskan dia! Jangan menjadi egois, Devon!"
Devon mengalihkan tatapannya pada William, "aku hanya akan bersikap egois kali ini." menatap tajam lalu berjalan masuk ke ruang perawatan.
William mengusap wajahnya kasar disertai hembusan nafas panjang kelelahan. Ia tahu jika pasien itu tidak dapat bertahan lebih dari satu minggu. Setiap hari fungsi jantungnya semakin melemah. Dan sebagai seorang dokter, ia harus memberitahu kemungkinan terburuknya. Beberapa luka tembakan dengan satu peluru yang hampir meletuskan jantungnya, belum lagi luka-luka disekujur tubuh serta benturan hebat yang di alami wanita tersebut. Bagaimana dia akan selamat?
Sementara itu Devon menarik satu kursi ke sisi ranjang. Mengambil tangan lalu meremasnya pelan, berharap wanita itu akan merasakan sentuhannya dan terbangun.
"Anna..." lirihnya memanggil. Memperhatikan tubuh Ann yang terdapat beberapa alat pasang penunjang kehidupan. Devon berdiri mencondongkan tubuh hingga bibirnya mendekati telinga wanita itu lalu berbisik, "bangunlah. Tempatmu bukan disini! Kita harus pulang."
Tidak ada pergerakan apapun dari tubuh Ann.
"Let me tell you about secret," katanya kembali duduk menyusupkan jemarinya di jemari tangan Ann. "Diam-diam aku selalu memperhatikanmu. Mencari tahu semua tentangmu, gadis yang ku temui malam itu. Saat kau terbangun, aku berjanji jika kau ingin kembali padanya---aku akan mengantarkanmu dengan senang hati. Tapi please, untuk sekarang bukalah matamu terlebih dahulu, Anna."