RedRose 23

221 43 24
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

Menemani ngabuburit kalian, gimana puasa hari ini?

-I've met many women but none of them took my heart as fast as you-

***

Ann memandang lekat Asher yang sedang berlutut di depannya. Ia tengah duduk di atas sofa dengan Asher yang mengobati goresan luka di telapak tangannya.

"Kau tidak perlu seperti ini Ash, lagi pula aku akan mandi sebentar lagi dan obat yang kau oleskan akan percuma. Ini hanyalah goresan kecil, aku tidak apa-apa."

"Sssst.. Kau bisa diam tidak, cerewet sekali! Kenapa kau selalu banyak omong disaat yang tidak tepat. Kau ini seorang perempuan. Aku tidak ingin gadisku tergores!"

Ann menyerah, menghela nafas panjangnya dan membiarkan Asher untuk melakukan apapun sesuka hati pria itu.

"Apa perlu di balut?" kata Asher lebih seperti bertanya pada dirinya sendiri.

"Tidak perlu Ash, ini sudah cukup."

Asher meniup-niup telapak tangan Ann yang baru saja ia obati. Menaikan tatapan pada Ann yang sedang memandangnya, Asher berkata; "Apa ada yang terluka lagi? Kau terjungkal, bagaimana dadamu." tangannya sudah berada di udara hendak memeriksa, namun Ann secepat kilat menyentak.

"Jangan coba-coba!" satu tangan Ann meremas kain kemeja bagian dadanya seolah melindungi itu dari Asher. Matanya memincing penuh peringatan.

Asher terbahak lalu berdiri, mengusap puncak kepala Ann. "Aku tidak seperti akan menerkammu, bayi. Aku akan keluar sebentar dan kembali."

Menatap punggung Asher yang berjalan keluar kamar, Ann mengembuskan perasaan leganya. Akhir-akhir ini bersama Asher cukup menguji detak jantungnya.

Sementara pintu dibelakangnya sudah tertutup, Asher merogoh ponsel pada saku celananya dan menghubungi seseorang.

"Ada apa?" sambut ketus suara seorang pria dari ujung sambungan.

"Aku membutuhkan bantuanmu!" satu tangan Asher berada di saku celana, kakinya menuruni tangga dan berhenti di salah satu karya lukisan kontemporer karya Diana-Al Hadid, seorang pelukis tersohor yang lahir di Suriah dan besar di Ohio.

"Setelah kau memukulku dan sekarang memohon bantuan? Dimana para anak buahmu, Ash?"

"Aku tidak percaya mereka untuk tugas yang akan ku beri."

Suara tawa terdengar, "bagaimana dengan Mike, dia pasti dapat mencari apa yang kau inginkan. Dia satu-satunya yang ku inginkan untuk bekerjasama tapi dia menolak."

"Jill tidak mendapatkan informasi yang ku mau. Lagi pula jika ia mendapatkannya sudah pasti informasi tersebut akan bocor ke telinga ayahku. Kau tahu jika dia akan selalu memilih ayahku, daripada aku yang merupakan temannya."

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang