Warning 🔞
Asher mengumpat, mengucap sumpah serapah ketika tubuhnya di tabrak oleh seseorang yang membuat aktivitas bercintanya berhenti. Sialan, batin Ash. Dia akan membuat perhitungan dengan orang yang sudah menggagalkan kenikmatan bercintanya it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kalian baca cerita ini dimana?
-take me to an art museum and kiss me by the paintings- Asher Killian Arcene💨
***
Enrique Remirez tengah duduk di belakang meja kerjanya dengan menggeser layar ipad yang berada di genggaman.
Layar itu menunjukan beberapa hasil foto candid seorang gadis yang sudah hampir seminggu ini di ikuti oleh anak buah Enrique. Bibirnya tersungging puas menikmati kecantikan alami yang terpancar dari wajah dingin yang terpotret.
"Hmm, sepertinya Casey sangat mengetahui seleraku." Enrique mengelus janggutnya dengan senyum yang sumringah.
"Masuklah!" teriak Enrique ketika bunyi ketukan pintu terdengar.
Dua orang anak buahnya masuk bersamaan dan berdiri tepat di depan meja kerja Enrique. Masing-masing tangan mereka berada di belakang punggung dengan posisi tegap.
"Bagaimana hasil pengintaian kalian selama satu minggu ini? Aku sudah melihat foto-fotonya, lalu bagaimana dengan kehidupan sehari-harinya?" tanya Enrique tanpa berbasa-basi.
"Seperti informasi yang sudah anda dapatkan, Sir. Gadis itu hidup sebatang kara, ayah dan ibunya telah meninggal sejak ia kecil. Hidupnya pun di habiskan dengan menyendiri, dia hanya mempunyai dua teman satu kampusnya yang kami yakin tidak akan ada masalah jika suatu saat gadis itu menghilang." tutur salah satu pria, anak buah Enrique yang berambut panjang terikat.
"Jadi dia sesuai dengan kriteriaku?" Enrique menyunggingkan senyum penuh arti, "tapi jika mendapatkannya, tentu saja tidak semudah itu bagi keluarga Macros terlepas dari hutang-hutangnya."
***
"Kau seharusnya bilang saja padaku agar dapat mengirimkan kendaraan untuk mengangkut lukisanmu." tutur Jason Alonso, pria berumur lima puluh tiga tahun yang merupakan salah satu pengelola galeri.
"Tidak apa-apa Mr. Alonso." kata Ann.
Keduanya memperhatikan pekerja yang sedang menurunkan lukisan dari atas pickup milik Ann. Ann membawa dua lukisannya yang dipilih oleh pengelola galeri untuk dipajang. Dengan hal itu dia mendapatkan bonus yang cukup untuk kehidupannya beberapa bulan kedepan. Belum lagi jika ada yang berminat pada lukisannya, ia akan mendapatkan uang dari hasil penjualan sesuai dengan kontrak yang sudah di tanda tangani dengan pihak galeri.
"Akan ada pameran terbuka menyambut hari Natal nanti. Apa kau akan ikut? Kalau iya, aku akan mendaftarkan namamu." ucap Jason.
"Apa ada tema khusus?"
"Seperti di tahun-tahun biasanya, Ann. Temanya adalah keceriaan anak-anak dalam menyambut hari Natal. Bagaimana? Kau akan ikut?"
Ann menggeleng cepat, menolak ajakan Jason. Ia tidak mempunyai kenangan indah tentang hari Natal. Semua terasa kabur dalam bayangannya dan perlahan menghilang ketika masa kecilnya yang indah tergantikan oleh kepiluan ditinggalkan oleh kedua orang tua.