Red Rose 19

222 43 30
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

-If I had a rose to think of you once, I could walk through my rose garden forever-

***

Apa ada kabar terbaru mengenai mawar merah?" tanya seorang petinggi kepolisian.

"Tidak, sir. Kasus Ramon Canal adalah terakhir yang kita curigai mawar merah dalang dibaliknya. Tapi baru-baru ini ada sesuatu yang menarik."

"Apa itu?"

"Desas desus yang beredar jika Gervaso Torres meninggal akibat di bunuh oleh mawar merah. Ada banyaknya kelopak bunga mawar berhamburan di dekat mayatnya yang ditemukan meninggal akibat suatu hal medis yang di rahasiakan."

"Mawar merah adalah pembunuh yang paling di takuti oleh kalangan elit. Ia mempunyai skill mematikan dalam keakurasian tembakannya. Dan dalam situasi normal, ia tidak pernah kehilangan targetnya. Jadi apa kita harus bersyukur bahwa Torres---teroris nomor satu di Eropa telah disingkirkan?"

"Tapi pihak dari Torres tidak mau untuk kerjasama, semuanya bungkam akan kejadiaan saat itu."

"Aku hanya khawatir ini akan menjadi peperangan antar personal. Mungkin pihak dari Torres sudah mengetahuinya, lantas tidak hanya kita yang memburu mawar merah."

***

Ann membuka matanya perlahan, sedikit terkejut atas penampakan ruangan asing yang sedang ia tempati sekarang. Dengan mata setengah mengantuk, di edarkannya ke sudut ruang kamar tersebut dan barulah ia menyadari jika ini adalah apartemen baru yang ditinggalinya. Setelah seharian kemarin ia dan Asher mencari apartemen, akhirnya Ann mendaratkan pilihannya pada sebuah apartemen dengan desain minimalis, tidak begitu besar maupun kecil, ini sangat cukup untuknya.

Saat matanya memutuskan untuk terpejam kembali karena rasa kantuk yang masih menyerang, suara berisik dari luar kamar terdengar. Banyak langkah kaki beberapa orang sepertinya. Hal itu membuat tubuh Ann menggeliat, mencoba meregangkan otot-otot tubuhnya lalu duduk menunduk, masih menahan kantuk.

Mengangkat wajah, Ann menepuk-nepuk pelan kedua pipi hingga kesadarannya kembali. Ia menyingkap selimut yang menutupi tubuh lalu turun dari kasur.

Saat pintu kamar terbuka, Ann langsung berpapasan dengan Asher yang nampak sibuk memberi arahan pada orang-orang yang mengangkut beberapa barang. Pria itu meliriknya dengan senyuman hangat yang selalu ditampilkan.

"Good morning. Apa tidurmu nyenyak?" sapa Asher mendekat ke arah Ann.

"Lumayan," jawab Ann sekenanya. "Apa ini semua barang-barangku?"

"Yes miss, beberapa lukisanmu sudah di amankan di satu ruangan khusus yang dapat kau gunakan untuk melukis." jelas Asher.

Merasa tidak enak, Ann menggaruk kepalanya yang tidak gatal saat beberapa kali orang-orang yang membawa barang-barangnya menyapa, menunduk saat melewati ia dan Asher. Sedangkan gadis itu baru bangun dari tidurnya dengan jam yang sudah menunjukan pukul sepuluh siang.

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang