-I wonder if I'm being real. Do I speak my truth or do I filter what I feel? I wonder-
***
Satu jam sebelumnya,
Dua orang penjaga mengangguk ketika melihat Asher, mempersilahkannya untuk masuk dalam ruang ganti. Disana ia melihat ayahnya yang sedang mengenakan kemeja putih sedang membalikan badan ke arahnya.
"Ada apa dengan ekspresimu itu?" tutur Karl mengancing satu persatu kemejanya.
Asher memajukan langkah mendekat, "dad, apa kau percaya padaku?" katanya tiba-tiba.
Gerakan Karl yang tengah merapikan kemeja sebelum menyambar jas miliknya, pun terhenti. Menatap lekat pada sang putra. "Tentu saja."
Asher mengangguk, "kalau begitu lakukan sesuatu yang ku minta tanpa perlu bertanya apapun alasannya."
Karl menaruh kedua tangannya dipinggang, membalas tatapan Asher dengan tegas serta mengangguk.
Berjalan dengan cepat ke salah satu lemari di ruang ganti tersebut, Asher menarik sebuah laci di dalamnya, meraih sesuatu disana. Sebuah baju anti peluru disodorkan kepada Karl.
"Kau ingin aku memakainya?"
"Iya dad. Kumohon jangan tanya untuk apa. Aku akan memberitahumu setelah semuanya benar-benar jelas. Dan mommy tidak akan mendampingimu di panggung. Aku sudah meminta Ricci untuk menyuruh anak buah Dark Dragon yang dibawanya untuk ikut berjaga. Beberapa diantaranya melebur sebagai pengunjung."
"Okay." kata Karl santai, melepaskan kembali kemejanya untuk mengenakan baju anti peluru.
Setelah semuanya selesai, Karl berusaha memasang dasi pada lehernya. Mematut diri di depan cermin dan beberapa kali berdecak karena merasa kurang puas atas ikatan dasi yang dibuat.
"Apa mommy tidak kemari?" seru Karl.
"Aku yang menyuruhnya untuk tidak kemari karena ingin membicarakan hal ini padamu, dad."
"Ah..."
"Apa ada yang kau perlukan?"
"Tidak. Hanya saja aku tidak terbiasa memasang dasi sendiri."
"Seriously?" Asher tercengang.
Karl melirik putranya, "ada apa ekspresimu itu?"
"Dad, tanpa ku beritahu situasi saat ini, seharusnya kau sudah menduga ada yang tidak beres dari permintaanku tadi. Tapi kau masih memikirkan bagaimana dasimu terpasang sempurna?"
"Ck. Kau hanya perlu menjaga ibumu saja. Tidak perlu memikirkanku dan jangan cemas! Jika kau salah langkah semua rencanamu akan sia-sia." tutur Karl.
"Apa kau membutuhkan pistol?"
"Tidak perlu." ujar Karl menarik sebuah benda dari belakang pinggangnya, "aku mempunyai satu." kakinya melangkah ke arah Asher lantas menepuk pundak putranya tersebut. "Ayo..." ajaknya berjalan ke luar ruang ganti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Rose
AcciónWarning 🔞 Asher mengumpat, mengucap sumpah serapah ketika tubuhnya di tabrak oleh seseorang yang membuat aktivitas bercintanya berhenti. Sialan, batin Ash. Dia akan membuat perhitungan dengan orang yang sudah menggagalkan kenikmatan bercintanya it...