RedRose 16

246 48 50
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

-there is poetry in my head and my heart since I have been in love with you. you are a poem-

***

Paris, Prancis

"Hai, Al. Sudah lama rasanya tidak bertemu. Bagaimana kabarmu?" sapa Paris memasuki ruang kerja Karl dengan senampan camilan yang dibawanya.

"Aku baik-baik saja, Paris. Oh, kau dapat salam dari Yelena." tutur Alexander.

Paris menunduk sedikit untuk meletakan dua buah piring berisi camilan di atas meja, kue yang sempat ia buat tadi sore.

"Iya, kita sudah berjanji akan ke salon besok. Aku sangat merindukan istrimu, Al. Kau membawanya terlalu lama." protes Paris, beringsut mendudukan dirinya disamping Karl.

Tangan Karl terulur ke belakang pundak Paris, merangkul istrinya. Sementara di depan keduanya, James dan Alexander tengah duduk dengan menatap pasangan suami istri tersebut.

"Kau tidak tidur, ini sudah terlalu malam." kata Karl pada Paris.

Paris mendengkus dengan raut merajuk yang dibuat-buat, "kau mengusirku? Apa kalian akan merencanakan hal-hal gila lagi?"

"Princess, kita sudah tidak muda lagi. Jadi hal gila yang kau pikirkan itu tidak akan terjadi. Kita hanya sedang membicarakan pekerjaan, aku takut kau merasa bosan."

Paris mencebik, "ck.. Aku akan selalu berpura-pura tidak tahu apa yang kalian lakukan. Baiklah aku akan tidur agar kalian lebih leluasa berbincang. Tapi Karl, setelah itu kau harus tidur dan tidak melanjutkan pekerjaanmu kembali, hmm?"

Tangan Karl terulur membelai pipi Paris, "baiklah, princess."

Kemudian Paris beranjak pergi dari ruang kerja Karl.

"Bagaimana situasi di Sisilia, Al?" menyilangkan kakinya, Karl menatap Alexander.

"Sangat baik. Tahun ini kita merekrut hampir seratus pemuda dari kalangan tuna wisma. Beberapa diantaranya begitu menakjubkan karena punya otak yang berpotensi daripada otot mereka, aku sudah berbicara pada James agar sedikit meluangkan waktunya untuk melirik anggota kita. Barang kali mereka berguna bagi perusahaan." jelas Alexander.

"Aku akan memikirkannya dan memberikan kesempatan untuk mereka yang Al ajukan agar menunjukan kemampuan." jawab James saat mata Karl melirik ke arahnya.

"Beberapa saat lalu aku melihat pamanku di Italia." lanjut Alexander berbicara.

"Lalu?" tanya Karl penasaran dengan kedua alis yang bertaut.

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang