RedRose 12

273 44 18
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

-you ask people about love and they tell you about heartbreak-

***

Ann duduk di sebuah bangku memanjang yang berada di barisan tengah sebuah gereja. Masih dengan pakaian yang ia kenakan beberapa jam lalu saat bertemu Asher, hanya saja tidak ada topi dan masker yang melindungi wajahnya. Sorot mata tajam menatap lurus ke arah salib yang terbentang megah di hadapannya, tidak ada yang tahu sama sekali isi dalam pikiran gadis tersebut.

Hampir satu jam ia duduk dengan seperti itu dan sekarang sudah lewat tengah malam. Keheningan yang tercipta membuatnya merasa nyaman berlama-lama disana. Jemarinya bertaut di atas paha, semilir angin malam yang masuk lewat celah-celah jendela gereja menyapa kulit wajahnya.

Dulu sekali ia selalu mengunjungi gereja bersama ayah dan ibunya saat masih kecil. Dimana kenangan indah yang hampir kabur itu berusaha Ann pungut kembali. Serpihan demi serpihan layaknya puzzle yang dipasang menjadikannya kekuatan sehingga ia dapat hidup sampai sekarang.

Dan ketika malam ini di hadapan Tuhan, bukan hanya dirinya dan kedua orang tua melainkan ada satu nama tersebut dalam cerita yang ia bagikan.

Ann berdiri dan menatap sekali lagi ke depan lalu membalikan tubuhnya beranjak dari sana. Langkahnya terdengar begitu melelahkan dengan kaki yang terseret berat menuju luar gereja, menghadapi kenyataan dunia luar yang begitu gelap.

Ketika suara pintu terbuka, Ann menghentikan kakinya lalu menoleh ke arah sebelah kiri, dimana seorang pendeta sedang berdiri di depan pintu sebuah bilik. Keduanya bersitatap dalam diam. Lalu pendeta dengan wajah menenangkan itu menarik kedua sudut bibirnya yang tertutup oleh kumis putih, menandakan usianya yang tidak muda lagi.

Ann sedikit membungkuk berusaha menyapa dalam diam, mengangkat wajahnya kembali lalu berjalan ke arah pintu keluar.

"Apa yang terjadi sehingga seorang gadis muda mau menghabiskan waktunya berjam-jam di gereja dalam keheningan. Kakimu terdengar begitu berat saat melangkah, seberat apa beban yang sedang kau pikul?"

Ann menoleh mendengar kata-kata pendeta tersebut. Dan lagi-lagi tanpa kata, ia menggelengkan kepalanya.

"Kau bisa masuk ke dalam bilik pengakuan ini ketika membutuhkan teman untuk merespon semua ceritamu." tutur sang pendeta.

Ann hanya terdiam sebelum akhirnya mengangguk kembali lalu pergi dari sana.

Di tempat lain Asher menatap langit-langit kamarnya, mengingat kejadian yang baru beberapa jam lalu terjadi. Bibirnya tertarik ke atas dengan tersipu malu. Sialnya pria berumur dua puluh delapan tahun itu bak remaja belasan tahun yang baru saja mendapatkan ciuman pertamanya. Kakinya menendang-nendang selimut, gemas akan pemikiran pada otaknya sendiri.

Asher menggigit sekimutnya, bayangan wajah Ann seakan berada tepat di depan wajahnya. "Ah sial. Bagaimana ini, aku sudah merindukanmu lagi bayi nakal." 

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang