RedRose 14

273 44 26
                                    

Kalian baca cerita ini dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalian baca cerita ini dimana?

-since i met you, i've felt abandoned without your nearness; your nearness is all i ever dream of, the only thing-

***

Matahari hampir terbenam di pelupuk malam. Semburat jingga keemasan terbentang tanpa batas di langit luas. Deburan ombak menjadi satu keindahan yang sangat pas dipadukan dengan susasana sore menjelang malam ini. Lautan luas tak berujung dengan burung yang berterbangan terlukis bagai maha karya tak ternilai indahnya.

Kedua orang yang tengah berjalan di bibir pantai, diam dalam keheningan. Asher mengikuti langkah Ann saat membawanya ke pantai,  mengikuti cetakan langkah kaki Ann pada pasir pantai yang dipijak gadis itu lalu berjalan di atasnya. Kedua sepatu masing-masing sudah dijinjing dalam tangan mereka.

Asher menghentikan langkahnya ketika Ann menatap lurus pada lautan luas.

"Ash, kalau aku menghilang di telan lautan seluas ini bagaimana?" gumamnya.

Asher menoleh dengan kening yang berkerut; pertanyaan macam apa itu?

Ann masih menatap ke depan tanpa menoleh. "Tenggg.. Waktu kau sudah habis dan pertanyaan tidak dapat terjawab." ujarnya berjalan kembali menelusuri bibir pantai.

"Apa itu barusan? Kau mengujiku?" langkah Asher semakin lebar menyejajarkan dirinya disamping Ann.

Tiba-tiba Ann berhenti menatap Asher di depannya. Pria itu membulatkan mata melihat wajah cukup serius dari Ann---bukan ekspresi dingin melainkan sorot mata yang meneliti diri Asher. Dapat Asher lihat angin pantai yang beberapa kali menerbangkan rambut panjang milik Ann, dan tangannya sudah tidak tahan lagi untuk merogoh sesuatu dalam kantung jasnya. Sebuah dasi yang sempat ia pakai saat bertemu dengan Mr. Walton, ayah Cars. Dan Asher memajukan kakinya dua langkah mendekat, Ann bergeming matanya mengerjap seolah berbicara; apa yang sedang kau lakuakan? Namun Asher tetap melanjutkan niatnya, mengulurkan tangan ke belakang punggung Ann lalu menjumput rambut gadis itu, mengikatnya menjadi satu dengan dasi. Harum aroma mawar yang sudah sangat ia kenal semakin menguar saat leher jenjang Ann terekspose, mengundangnya untuk mengecup disana. Buru-buru Asher menarik diri dari samping wajah Ann sebelum kewarasannya menipis.

"Itu----" Asher mengelus tengkuknya canggung, "rambutmu akan berantakan jika dibiarkan tertiup angin."

Ann meraba ke belakang punggung meraih kunciran rambut yang dibuat Asher dengan dasi yang di bentuk pita di atasnya.

"Kau cukup jago dalam mengikat rambut wanita." sarkas Ann menyenggol lengan Asher di sampingnya, mereka sudah berjalan kembali.

Asher berdecak sebal atas sindiran dari Ann.

"Aku mempunyai adik perempuan, dia begitu manja. Beberapa kali ibuku menyuruh mengikat rambutnya dan berakhir dengan adu jambak pada rambut masing-masing." Asher tersenyum saat menceritakan hal itu, dan sorot mata Ann menangkapnya.

Red RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang