Warning 🔞
Asher mengumpat, mengucap sumpah serapah ketika tubuhnya di tabrak oleh seseorang yang membuat aktivitas bercintanya berhenti. Sialan, batin Ash. Dia akan membuat perhitungan dengan orang yang sudah menggagalkan kenikmatan bercintanya it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-two sides of my life, black and white youre in it-
Double up, kalau ada Sooji dimari tag ya, biar aku balikin ke lapaknya :)
***
Merasakan tubuhnya menggigil dan sedikit pusing, Ann tidak dapat tidur dengan pulas hingga pagi. Tangannya mencari ponsel yang terdengar suara panggilan. Sebuah nomor tak dikenal menghubunginya, Ann menggeser tombol berwarna hijau lantas meletakan benda pipih itu di telinganya.
"Halo .." suara tegas seorang pria terdengar.
"Iya ..?
"Ann, ini aku Eugene. Aku mendapatkan nomor ponselmu dari Asher."
Mendengar itu tiba-tiba jantung Ann rasanya terjun ke bawah begitu saja setelah selama semalam ia menunggu kabar dari Asher namun pria tersebut tidak mengirimkannya pesan sama sekali. Ann menelan salivanya dengan susah payah.
"Ada apa, Gene?"
"Bisakah aku meminta tolong padamu? Sepertinya ada dokumen yang Asher simpan dalam flashdisk yang kemungkinan dia bawa pulang, dan dokumen tersebut sedang ku perlukan untuk rapat satu jam mendatang. Apa kau bisa membantuku untuk mencari dan mengirimkannya padaku lewat email? Aku akan memberi tahu pasword komputer dan email perusahaan yang Asher pakai."
"Iya. Kau kasih tau saja dokumen apa yang mesti ku cari."
Setelah Gene memberitahu tentang dokumen yang mesti ia cari, Ann langsung saja berjalan ke sebuah kamar yang terletak tepat disamping kamar miliknya. Apartemen ini memang mempunyai dua kamar, satu untuk Ann dan yang satunya milik Asher. Tapi Asher lebih memilih tidur bersama Ann, ya hanya tidur saja dan mereka tidak melakukan apa-apa, benar-benar konyol untuk mereka yang sudah dewasa seperti ini.
Semenjak mereka pindah tidak lama ini, Ann tak pernah melangkahkan kaki ke kamar tersebut. Paling cuma asisten rumah tangga yang mereka minta untuk bersih-bersih ketika pagi hari.
Pintu itu berderik terbuka, Ann melongokan kepalanya ke dalam dengan tangan yang masih menggenggam kenop pintu. Hal yang pertama ia rasakan saat pintu terbuka adalah harum aroma mawar menampar indera penciumannya. Dilihatnya di sudut ruangan terdapat sebuah meja kerja dengan hiasan mawar hidup dalam vas. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa Asher semaniak ini akan bunga mawar dan aromanya.
Melewati garis pintu, Ann mulai menyusuri ruangan tersebut, sedikit memberi asupan akan rasa penasarannya apa saja yang berada di dalam kamar milik Asher.
Kamar itu ternyata jauh lebih besar daripada kamar yang Ann tempati. Ada sebuah walk in closet, satu ranjang besar dan di sudut ruangan ada meja kerjanya terletak di samping jendela dengan kaca yang begitu besar membentang. Gordennya yang melambai-lambai membuat semilir angin menerpa wajah Ann ketika ia menekuri sudut pahatan meja.
Ann mendudukan dirinya di kursi. Sesaat ia menyenderkan punggung dengan menutup mata dan menggoyang-goyangkan badan kursi ke kanan dan kiri, mencoba membanyangkan bagaimana wajah Asher kala bekerja. Oh ya Tuhan, sepertinya ia begitu merindukan pria tersebut saat ini.