26. Angel Devil

7K 615 154
                                    

"Tidak ada orang lain, selama ini hanya ada kita bertiga; aku, kau dan Jungkook."


"Aku hanya sedang mencoba memakai bahasa asing yang terdengar keren!! Tidak masalah, mulai sekarang aku juga akan memanggil mu mommy, bagaimana?"


"Mommy and daddy Taehyung."



"Apakah matamu kali ini tidak akan kau percayai juga? Cobalah menengok kesamping kananmu, dan kau akan mendapatkan jawabannya."




Nafasnya tercekat, membuat dadanya sesak. Irene beberapa kali hampir kehilangan keseimbangan tubuhnya disaat orang-orang yang berlalu lalang menyenggolnya di tengah keramaian lantaran dia berdiri di tengah jalan.


Pusing, itu yang juga ia rasakan. Disaat memorinya terus memaksa menunjukkan adegan yang di lihatnya tadi, juga kilas obrolan dirinya dengan pemeran utama.



"Yak, apa kau tidak mempunyai mata? Gunakan penglihatan mu saat berjalan!" Makian itu tak ia dengarkan, Irene bahkan tak meminta maaf setelah menabrak seseorang yang sedang membawa minuman membuat nya tumpah. Kakinya bergerak cepat ke arah tempat ia memarkirkan mobilnya, Irene ingin pergi dari tempat ini.

Brak..


Suara pintu mobil yang di tutup keras terdengar di keheningan malam, sementara itu tanganya sibuk mengeledah isi tas miliknya dengan tak sabaran sehingga membuat beberapa barang yang ada di dalamnya berceceran keluar.


Irene mengambilnya, beberapa pil obat yang sekiranya bisa membuatnya sedikit tenang, ia teguk sekaligus. Setelahnya ia terdiam dengan kepala menengadah dengan deru nafas mulai teratur.



Matanya menutup saat itu pula air matanya mengalir di sudut matanya, Irene menangis sambil menahan denyutan nyeri di dadanya.



"Ya, dan untuk jangka waktu yang lama, aku ingin kita semua tetap bersama seperti ini."




Ingatannya kali ini kembali berputar disaat dirinya melihat langkah kaki kecil berlari menghampirinya. "Lalu ayah ada dimana ibu? Kenapa dia tidak bersamaku? Aku ingin ayah ibu!"




Wajah Jungkook kecil yang terlihat lugu itu tiba-tiba berubah menjadi Jungkook dewasa dengan seringai-an miliknya. Kakinya yang jenjang berjalan sesuai irama lalu terhenti untuk duduk di pangkuan Taehyung. Dalam bayangan miliknya tertampang jelas, Irene melihatnya; bagaimana jemarinya mengelus rahang serta dada milik Taehyung, kemudian Jungkook menatapnya yang hanya berdiam diri menatap mereka berdua. Bibir plumnya seolah berucap. "Ibu... Kali ini aku menginginkan Daddy, sebagai milikku."



"TIDAK!" Irene berteriak kencang untuk menyadarkan dirinya sendiri. "Ti..tidak, aku pasti salah! Aku salah! T-tidak.. mungkin darah dagingku sendiri menghianatiku. A-aku... P..pa-pasti salah hiks.." Air matanya di usap kasar, Irene mulai menjalankan mobilnya.



"Aku harus pulang, lalu mandi untuk menjernihkan pikiran ku. Apa yang ku lihat pasti salah, Jungkook tidak mungkin melakukan hal itu. Bagaimana mungkin anakku melakukan hal seperti ini pada ibunya? Aku yang mengajarinya berjalan, tidak mungkin dia akan mendorongku ke dalam jurang setelah ia bisa berlari." Irene mulai meracau, pandangannya tak terlalu pokus pada jalanan, bahkan tangannya hanya memutar stir dengan asal.




Hingga di persimpangan jalan, Irene baru menyadari seseorang melintas di depan mobilnya hingga membuatnya refleks membanting stir ke arah sebaliknya.




Bunyi ban mobil yang bergesekan dengan aspal terdengar memekakkan telinga. Pria yang hampir tertabrak pun sama terkejutnya, membuat kakinya juga ikut lemas.


Daddy, Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang