38. Monster Yang Lain

6K 462 65
                                    

Hal pertama yang Mingyu rasakan ketika menginjakan kaki nya setelah memasuki gerbang sekolah adalah suasana asing.



Melihat orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya tanpa memperdulikan dirinya membuat Mingyu sedikit merasa lega. Ini jauh lebih baik, disaat orang-orang tidak peduli tentang kehadiran nya.


Bugh...


"Oh...oh.. maaf.. maaf aku benar-benar tak sengaja." Ucap seorang pemuda yang tak sengaja menyenggol bahunya cukup keras. Ia mengambil tas milik Mingyu yang tak sengaja ia jatuhkan, menepuknya sebentar untuk menghilangkan debu sebelum mengembalikannya kembali pada Mingyu.



Mingyu hanya mengangguk tanpa banyak kata. "Apakah kau juga murid baru?" Pemuda itu kembali bertanya, kali ini disertai senyuman yang mengambang di bibirnya membuat lesung pipinya terlihat.


"Ya..."


"Wohooo.. bagus sekali! Kalau begitu kita bisa menjadi teman. Perkenalkan namaku Jung Jaehyun. Dan sepertinya kau tidak banyak tahu tentang sekolah ini.."


"Itu karena aku tidak mengikuti acara...


"Kau tidak mengikuti acara pengenalan lingkungan sekolah bukan, sayang sekali. Tapi tidak perlu khawatir sebagai permintaan maaf aku akan membantumu menunjukan jalan." Jaehyun merangkul bahu Mingyu.



Mingyu menghela nafas ketika lagi-lagi ucapannya di potong oleh nada yang sok akrab itu. Ia melepaskan rangkulan Jaehyun tanpa berpikir kalau itu akan membuat kesan buruk disaat pertama kali mereka berjumpa.


"Terimakasih atas tawaran mu. Tapi kau tidak perlu melakukan itu, aku bisa mencari jalanku sendiri, aku tidak buta."



Mingyu pergi setelah menolak Jaehyun mentah-mentah, membuat pemuda Jung itu hanya bisa melongo di tempatnya ia terkekeh ringan. "Oh.. ayolah, aku baru melihat pria angkuh seperti dia."


"Jaehyun. Hai.."


Mendengar namanya di panggil Jaehyun otomatis berbalik dan menemukan seorang perempuan cantik tengah melambai padanya.



"Oh hai... Kita bertemu lagi dan kau masih sama cantiknya saat pertemuan kita yang pertama." Gombalannya itu membuat perempuan cantik tersebut mengulum senyumnya.

Mingyu belum pergi terlalu jauh, meskipun demikian ia tak bisa mendengar apa yang mereka ucapkan tapi Mingyu dengan jelas bisa melihat bagaimana Jaehyun membuat perempuan itu dengan mudahnya bersemu.




Mingyu tersenyum sinis setelahnya. "Dia sama persis seperti orang yang paling ku benci."






















_____









Dari banyaknya deretan kelas Mingyu memasuki kelas 10-3 dengan orang-orang asing yang tentunya tak ia ketahui. Tanpa sibuk melirik sekitar untuk berkenalan seperti yang lainnya ia mendudukan diri di baris pojok bangku ke tiga, kemudian memilih sibuk bersama ponselnya.

Mingyu hanya menyibukkan diri sehingga ia masih bisa merasakan tatapan seseorang yang sedari tadi tertuju padanya. Lebih tepatnya di bangku yang bersebrangan dengan miliknya, ketika ia memutuskan untuk menoleh ke arah samping pemuda itu buru-buru membuka bukunya dan bersikap biasa saja.


Baru setelah Mingyu mengembalikan atensinya pada ponselnya, dari balik bukunya matanya mengintip untuk memperhatikan Mingyu dan berdecak kagum.



Daddy, Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang