39. We Are Friend

3.7K 367 56
                                    

"Aku bilang, aku tidak mau!"

"Ya Tuhan.... Kenapa kau tidak mengerti juga Baekhyun! Di umurmu yang sekarang sangat beresiko tinggi jika kau meneruskan kehamilan mu itu!" Sentak Chanyeol ketika dia merasa pusing akibat sikap keras kepala Baekhyun. Istrinya itu sekarang malah beringsut menarik kedua kakinya untuk ia tekuk dan ia peluk, bahunya bergetar menandakan kalau Baekhyun tengah menahan isakannya.


"Aku hanya takut kehilanganmu..." Ucapnya lirih, tangan Baekhyun Chanyeol ambil untuk menumpukan kepalanya disana. "Aku tak memiliki siapapun lagi selain dirimu Baekhyun. Jika kau bersikeras ingin mempertahankan janin itu... Aku takut terjadi sesuatu padamu dan kau meninggalkan ku..."

Baekhyun tahu kehamilan di usianya yang tak lagi muda ini memiliki resiko tinggi, itu sebabnya dokter juga menyarankan kalau Baekhyun lebih baik tidak meneruskan kehamilannya.

Akan tetapi ada satu hal yang membuat nya ingin mempertahankan janin tersebut.

"Chanyeol." Kepalanya mendongak ketika namanya di sebut oleh orang terkasih. "Kita sudah gagal menjalankan tugas serta kewajiban kita sebagai orang tua. Dan ketika Tuhan memberikan kita satu kesempatan lagi dengan mempercayakan anak ini, aku ingin melakukannya."


"Taehyung sudah pergi..." Jujur hatinya berdenyut sakit sekali. "Aku tidak tahu apakah dia akan kembali lagi atau tidak dalam hidupku. Tapi Tuhan maha baik, dia memberikan anak ini untuk mengisi kekosongan nya. Dan jika.. Tuhan memberikan ku kesempatan berumur panjang, aku ingin kembali merasakan lagi bagaimana bahagianya menjadi seorang Ibu. Aku ingin kembali memulainya dari awal, dan ku harap kau pun bersedia menemani sampai nanti."


Ada yang datang ada yang pergi. Bukan kah Dunia selalu berpusat pada hal itu? Lantas kenapa jika gagal? Selalu ada kesempatan keuda bagi mereka yang mau berusaha memperbaiki.

Genggaman tangannya di pererat. Chanyeol menatap teguh netra murni Baekhyun yang juga terarah padanya. Dia menghela nafas, meskipun berat, meskipun takut, jika Chanyeol yakin semuanya akan baik-baik saja selama Baekhyun ada di sampingnya.


"Baik lah kita akan memulai semuanya dari awal. Tapi jangan pernah meninggalkan ku ya?"




























•🐯 Daddy Touch Me🐰

































Sudah 20 menit lamanya Jaehyun berdiri di depan pintu apartemen milik Mingyu, sambil menunggu nada dering telefon nya yang tak kunjung di angkat.


Menghela nafas, badannya berbalik menjauhi pintu yang sejak tadi ia pandangi. Jaehyun memutus kan untuk menunggu Mingyu di dalam mobilnya saja yang terparkir.


Detik berlalu menjadi menit. Menit berlalu menjadi jam dan jam berlalu hingga akhirnya Jaehyun terbangun karena sinar dari teriknya mentari pagi menusuk kelopak matanya yang terpejam.




Sudah berapa lama dia menghabiskan waktu disini? Disaat Jaehyun mengecek ponselnya dia tergugu sesaat; ini sudah berganti hari.




Setelah mengumpulkan kesadaran yang ia punya, Jaehyun berlari menuju apartemen Mingyu lagi. Tapi hal yang sama ia dapati; pintunya masih tertutup, dingin, tak tersentuh, itu artinya Mingyu memang tak pulang sejak semalam?


Kemana pemuda kim itu pergi?


Setelah pertengkaran spontan kemari rasanya Jaehyun tak tenang jika belum menemukan Mingyu yang pergi begitu saja. Mingyu pergi dengan kemarahan, seseorang bisa melakukan hal diluar nalar jika dalam kemarahan.

Daddy, Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang