35. Pertemuan Permintaan

4.9K 520 122
                                    

Malam itu...

Mingyu melihatnya.


Melihat apa yang tak pernah ia bayangkan disaat dirinya berlari untuk mencari Jungkook yang tak berada di tempat. pegangan pada payung mengerat, bersamaan dengan langkah kakinya yang bergerak mundur, menjauh.


Pikirannya kosong seketika, sulit membeda apa yang terlihat nyata atau tidak. Karena bagaimana bisa Jungkook bercumbu dengan ayah tirinya?

Itu hal gila!



"Thank you for loving me. Dad!" Kalimat yang ia dengar keluar dari belah bibir Jungkook membuat keningnya berkerut tanpa sadar. "Mereka saling mencintai?" Sebuah pertanyaan yang lolos entah untuk siapa, mungkin untuk dirinya sendiri tak kunjung mendapat jawaban, jadilah Mingyu menyimpulkannya seorang diri.


"Tidak dapat ku percaya, aku kalah bahkan sebelum memulai, sialan!" Amarah dengan rasa terkejut masih menyatu membuat nya tak sadar seseorang menepuk pundaknya hingga membuat payung di pegangannya terlepas.


Itu adalah Eunwoo dan Jaehyun.


Sebuah perbincangan tercipta. Hingga akhirnya Eunwoo meloloskan satu buah pertanyaan setelah memanggil namanya.


"Apapun keputusan Jungkook nantinya, bisakah kau berjanji kalau persahabatan kita berempat akan tetap sama seperti dahulu?" Dalam hatinya Mingyu menggeleng, menolak keras. Karena berdasarkan apa yang ia lihat malam itu. Membuat mereka tidak akan bisa sama seperti dulu.
















































•🐯Daddy, Touch Me!🐰


























"Dua puluh panggilan tak terjawab Eunwoo." Jaehyun melirik ponsel Eunwoo yang terus berdering di atas meja, kemudian pada si pemilik. "Dan itu semua dari ibumu."


Jaehyun menghela nafas ketika ucapannya tak di hiraukan, dengan lancang ia hendak mengambil ponsel milik Eunwoo untuk menerima panggilan tersebut, sebelum dengan gerakan lebih cepat Eunwoo mengambilnya lebih dulu dan mematikannya. Ya seharusnya ia melakukan ini sejak awal.

Tidak perlu bertanya pun sepertinya Jaehyun sudah tahu apa masalahnya, ya mungkin. "Hanya ayahmu kan? Lalu kenapa kau marah pada ibumu juga?"

"Aku tidak marah padanya. Ayah pasti sedang berada di dekatnya, sebab itu aku tidak ingin menjawab panggilan." Sebuah jawab yang tak membuat Jaehyun cukup puas. Menghela nafas, Jaehyun mendudukkan diri di samping Eunwoo yang sedari tadi memandang samping dengan kosong.


"Kau masih memikirkan omongan Mingyu?"

Eunwoo menggeleng. "Untuk apa aku memikirkannya disaat semua itu benar." Untuk kali ini Jaehyun sedikit menyesal telah bertanya, yang mana hanya akan membuat luka seorang anak tentang ayahnya semakin terbuka lebar. "Aku benci menjadi andalan. Membuat nya seolah-olah tak berguna karena ayah memiliki ku." Di setiap hembusan nafasnya terasa berat, Jaehyun bisa merasakan kelelahan yang kentara disaat Eunwoo tengah menceritakan perasaannya tentang mereka; Jungkook dan ayahnya.

"Aku tidak menjadikannya bayangan dengan sengaja, ini juga salahnya karena tak pernah melakukan hal yang berguna- yang bisa membuat ayah bangga. Tapi di sisi lain, aku merasa dia tidak salah, memangnya apa yang bisa ia lakukan disaat sejak awal kepercayaan ayah tidak tertanam padanya. Ayah tidak pernah mempercayai Jungkook, bahkan untuk menjaga dirinya sendiri dia menitipkan nya padaku. Aku ingin jujur kalau, sejak awal aku merasa terbebani. Sebab itu aku selalu menyembunyikan kesalahannya karena aku berada di dua sisi, dimana ayah dan Jungkook sama-sama percaya padaku, mereka mengandalkan ku. Dan lucunya diam-diam Jungkook merasa iri dengan tanggung jawab yang ayah berikan padaku, meskipun hanya sebuah kepercayaan. Itu sebabnya kami tak bisa mempertahankan persaudaraan ini, semuanya sudah putus, disaat emosiku dan Jungkook meluap bertahun-tahun lamanya sehingga hancur." Eunwoo tertawa miris di akhir kalimat nya, kemudian menangis. Hubungan yang selama ini dia jaga meskipun dengan beberapa kebohongan hancur begitu mudahnya.


Daddy, Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang