30. Terbongkar

5.6K 715 184
                                    

"Oh.. Irene sudah lama tidak melihatmu. Kau memiliki keperluan sehingga datang kemari?"

"Apa Namjoon ada?"

Seokjin berhenti sejenak ketika mendengar Irene menyebut nama suaminya secara langsung.


"Dia belum pulang, apa semuanya baik-baik saja?" Disaat Irene tak kunjung menjawab pertanyaannya seokjin kembali berucap. "Sebaiknya kau tunggu dia di dalam."


"Tidak ada yang baik-baik saja Kim seokjin." Irene menatap perut seokjin sejenak. "Berapa usia kandungan mu?"



"Hah?" Seokjin terkejut sesaat. "Oh.. 9 bulan, aku sedang melakukan persiapan untuk kelahirannya."



Seokjin menatap Irene yang kembali terdiam, wanita itu terlihat berbeda sekali dari yang terakhir kali ia lihat.

"Jika aku melakukan ini, semua orang akan berpikir aku jahat. Namjoon dia sangat mencintai mu..."


Seokjin merasa tersipu ketika mendengar nya. "Ah.. kau berle—

"Tapi dia juga mencintaiku." Potong Irene membuat seokjin terkejut sehingga tak tahu harus berekspresi seperti apa.


"A-apa maksudmu?"

"Yang kau dengar adalah kebenaran. Jika saat ini kau tengah mengandung anaknya, maka bayi yang kukandung juga anaknya."

Pegangan tangan Seokjin terlepas pada pintu dirasa jantungnya berhenti berdetak. Bagaimana bisa wanita ini mengatakan semua itu tanpa beban sedikit pun?

Seokjin menatap Irene— lebih tepatnya ke arah perutnya, dengan nafas tersengal seokjin menatap Irene tajam. "A..a-apa APA MAKSUDMU?!"


"Seokjin, bukan kah aku juga memiliki hak yang sama seperti dirimu?"






—•••—




"Sayang.. aku pulang." Namjoon menyimpan tas kerjanya dan segera berjalan untuk menemui istri manisnya. Biasanya seokjin akan berada di dapur untuk menyiapkan makan malam, tapi ketika kandungan nya sudah membesar Namjoon melarang seokjin untuk bekerja berat.

Jika sore hari, Seokjin akan duduk di taman belakang rumah. Tapi ini malam, seokjin pasti tidak ada disana sebab itu Namjoon memilih untuk pergi ke kamar mereka saja.

"Ah.. aku mencarimu kemanapun ternyata kau ada disini." Dia melihat istri manisnya tengah terduduk di tepi ranjang tanpa sahutan, Namjoon merasa aneh apalagi ketika mendapati lampu kamar dalam ke adaan mati.

"Seharusnya kau menyalakan lampunya." Namjoon menyalahkan lampu. Berjalan ke arah seokjin dan duduk di sampingnya.

"Seokjin..?"

"Jangan menyentuh ku." Tangan Namjoon yang akan menyentuh pundak itu mengambang ketika kata peringatan keluar.

Namjoon tak menghiraukannya, dia pikir seokjin hanya bercanda sebab itu Namjoon menghiraukan dengan mengusap pundaknya pelan. "Apa ada masalah?"

"AKU BILANG JANGAN MENYENTUHKU!" Tangan Namjoon yang berada di pundaknya di hempas kasar. Detik selanjutnya Namjoon terkejut ketika mendapati wajah istrinya yang sembab.

Apa yang terjadi?

"Seokjin—

"JANGAN PANGGIL NAMAKU! SIAPA KAU BERANI MENYENTUH DAN MEMANGGIL NAMAKU?!"

Daddy, Touch Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang