part 7

1.3K 98 2
                                    

Haii
Selamat pagi gusy!

Happy reading 🌻

****

Pagi harinya. Sebelum azan subuh berkumandang, aku sudah bangun.

Aku sendiri juga heran, tumben sekali aku sudah bangun tanpa alarm. Biasanya aku bagus harus ada alarm handphone atau teriakan abangku.

Aku menyenderkan punggung ku ke matras, memilih memainkan ponsel sebari menunggu azan subuh.

Aku mengerutkan keningku, saat menyalakan data langsung di serbu oleh notif dari Instragram. Aku langsung membuka aplikasi Instagram, banyak sekali yang mengetagku. aku langsung saja mengkliknya.

Aku tersenyum masam, melihat postingan dari Instagram milik Laura. Ia memposting fotonya dengan keluarganya dan keluarga Gilang.

Aku melihat komentar-komentar yang mentagku.

Banyak sekali yang menanyakan apa maksud dari postingan Laura, mungkin mereka heran. Secara mereka taunya aku adalah pacar Gilang dan postingan Laura membuat orang-orang bertanya-tanya.

Aku menghela nafas, pasti di sekolah aku langsung di wawancarai.

Tak lama aku menghentikan aktivitas bermain ponselku. Aku bangkit dari kasur dan berjalan pelan ke arah pintu. Tadi aku mendengar suara langkah kaki yang berjalan ke arah sini, aku yakin itu abangku yang akan membangunkan ku.

Cklek.

Sebelum bang Raka mengetuk pintu, aku sudah terlebih dahulu membuka pintu.

Aku bersandar ke pinggiran pintu dengan tangan menyilang di dada,  menatap malas kepada bang Raka yang memegang panci dan sodet.

"Lo kenapa harus bangun sih? Jadi enggak bisa bangunin orang kan." Raka terlihat sedikit kesal.

"Lo bisa kan bangunin ayah sama bunda."

Wajah yang tadinya kesal langsung tersenyum cerah seperti mendapatkan hadiah. "ide yang bagus!"

Bang Raka berlari ke lantai satu di mana tempat kamar Dian dan Yudha berada.

Sedangkan aku tersenyum senang, setalah ini pasti akan heboh. Aku hanya berdiri di tiang pembatas lantai dua, melihat yang apa akan terjadi di bawah.

"WOI!"

"BAPAK YUDHA DAN IBU DIAN SEGARA BANGUN! INI SUDAH SUBUH, SUDAHI BUAT ADEKNYA! LAGIAN GUE ENGGAK MAU PUNYA ADEK LAGI. SHOLAT! SHOLAT LAH SEBELUM DI SHOLAT KAN!" suara bang Raka menggelegar di dalam rumah.

"RAKA ANAK SIAPA SIH KAMU! UANG JAJAN KAMU AYAH POTONG!" Ayah menjawab dengan berteriak di dalam kamarnya.

"ANAK AYAH LAH, INI GEN DARI AYAH!" Bang Raka membalas dengan tak kalah kerasnya.

"ENGGAK PEDULI, LAGIAN BLACK CARD AYAH SATU ADA DI RAKA!" Lanjutnya dengan nada kemenangan.

"OH, JADI KAMU YANG NYOLONG BLACK CARD AYAH!"

"NANTI RAKA BALIKIN KALAU UANGNYA UDAH HABIS."

"KAMU! AWAS KAMU NANTI AYAH KASIH HUKUMAN!"

"ENGGAK TAKUT!"

"SUDAH! ANAK SAMA BAPAK, SAMA AJA. KALIAN BUNDA CORET DARI KK!" bunda yang dari tadi diam di dalam kamar langsung berbicara. Sekalinya bicara langsung mencoret dari kk.

"JANGAN BUNDA!" teriak bang Raka dan ayah kompak.

Sedangkan aku yang sedari tadi berdiri di lantai dua, menyaksikan. Tidak berhenti tertawa, melihat drama pagi-pagi ini.

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang