part 43

632 29 5
                                    

HAPPY READING 🌻
****

Satu bulan kemudian.

Hari ini adalah hari yang paling Aqila tunggu-tunggu bersama dengan murid-murid lainnya. Di mana mereka akan mengunakan kebaya dan akan di berikan piagam sebagai tanda akan kelulusannya.

Walaupun ada rasa sedih karena masa putih abu-abu mereka sudah berakhir dan tentunya akan berpisah dengan teman-teman.

Acara wisuda berjalan dengan khidmat dan lancar.

Aqila nampak sangat cantik dan anggun dengan kebaya yang berwarna navy yang di kenakan dan make up yang menghiasi wajah cantiknya.

"Aaa gak nyangka gue bakal pisah sama kalian!" Seru Aqila sembari memeluk Dila, Hana, dan Arkan.

"Sama. Pokoknya kita harus tetap seiring kumpul!" ucap Dila dan di anggukan oleh Aqila, Hana, dan Arkan.

"Makasih untuk tiga tahunya guys."

"Dih, udah ke putus aja lo, Han!"

"Lagi sedih juga, Ka!" Hana memukul lengan Arkan pelan, temannya ini tidak tahu kah suasana sedang sedih seperti ini.

"Lagian Lo sih!"

"Udah! udah, malah berantem." Dila melerai perdebatan pacarnya dengan sahabatnya ini.

"Gue mau ke keluarga gue ya," pamit Aqila kepada teman-temannya.

"Iya, kita juga mau ke ortu kita kok."

Aqila pergi mencari keberadaan keluarganya dan suaminya.

"Happy graduation, sayang." Aqila mengelus dada saat tiba-tiba ada yang mengulurkan sebuah buket berukuran cukup besar.

Aqila berbalik lalu memeluk pria yang sedang dia cari-cari.

"Happy graduation," ucap Ervan sekali lagi lalu mendaratkan kecupan di ubun-ubun kepala Aqila.

"Makasih."

"Yang lain mana?"

"Ada, ayok." Ervan menggenggam tangan Aqila membawanya ke tempat kursi tamu

Tidak hanya keluarga Aqila yang hadir tapi keluarga Ervan pun turut hadir.

Aqila sangat senang mereka bisa hadis di acara wisudanya.

"Bunda!" Aqila memeluk tubuh sang bundanya dengan erat.

"Anak bunda udah lulus sekolah aja dan sebentar lagi jadi ibu. Selamatnya, sayang." Dian mengelus putrinya dengan sayang.

Aqila tersenyum haru mendengar ucapan dari bundanya. Dia juga tidak menyangka.

"Mau foto?" tawar Ervan saat Aqila sudah melepaskan pelukan dengan Dian.

Aqila menganggukkan kepala, mereka berdua berfoto dengan di foto kan oleh Raka.

Setelah itu Aqila dan semua keluarganya berfoto bersama.

Sebelum pulang mereka semua pergi ke sebuah restoran untuk makan siang terlebih dahulu.

****

Aqila dan Ervan masaki restaurant tempat makan siang mereka hari ini.

Aqila sedikit risih saat beberapa mata menatapnya dengan kagum dan minat.

Ervan yang sadar akan istrinya di tatap oleh laki-laki, dia langsung merangkul pinggang ramping Aqila berjalan ke meja yang ada keluarga mereka.

Ervan juga menatap mereka dengan tajam, laki-laki yang di tatap Ervan tersebut langsung pura-pura tak melihat mereka berdua.

"Akhirnya kalian datang juga."

"Lama banget! Gue udah lapar, ni!" celetuk Elang.

"Bacot!"

"Kalian berdua ini!" Intan memelototi anak-anaknya, mereka kalau bertemu pasti adu mulut terus.

Mereka mulai menikmati hidangan yang sudah di pesan. Sesekali acara makan siang mereka di selingi dengan candaan dari Elang dan Raka.

Setelah makan siang, mereka memilih untuk pulang.

Aqila menyenderkan punggungnya di kursi mobil, dia sangat lelah. Apa lagi di tambah dia sempat menangis saat acara wisuda, jadi energinya terkuras.

Matanya menatap jalanan yang ramai dengan kendaraan lain.

"Capek?" tanya Ervan dan di jawab anggukan kepala oleh Aqila.

"Mau langsung pulang, atau ikut ke rumah Ayah?" Rencananya lepas dari selesai makan siang tadi, keluarganya akan berkumpul di rumah Surya.

"Pengen pulang, tapi gak enak nanti."

"Nanti aku ngomong sama bunda."

"Ya, udah pulang."

Ervan menjalankan mobilnya menuju  rumah, dia melirik sekilas ke arah Aqila yang sedang menatap jendela.

Terlihat sekali jika istrinya itu kelelahan.

Ervan mengambil ponselnya lalu mengirim pesan kepada Dian dengan tangan kanannya dan tangan kirinya memegang stir.

Dia memberitahu kan bahwa dirinya dan Aqila izin untuk tidak ikut kumpul karena istrinya sudah kecapekan dan butuh istirahat.

Setelah selesai dia langsung menaruh ponselnya kembali.

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang