HAPPY READING 🌻
****Rumah Ervan dan Aqila yang biasa tampak sepi dan damai sekarang tampak ramai di isi oleh keluarga besar dari Ervan dan Aqila.
Hari ini kandungan Aqila menginjak usia empat bulan, keluarganya ingin mengadakan syukuran.
Sedari tadi bunda dan mama Intan terlihat sibuk mempersiapkan syukuran untuk nanti malam.
Sedangkan Aqila gadis itu hanya bersantai di ruang tamu bersama dengan anak kecil.
Sebenarnya dia sedikit bosan tidak melakukan apa-apa, dia ingin membantu bunda dan mama. Namun, Dian dan Intan tidak memperbolehkan dirinya untuk melakukan pekerjaan apapun.
Aqila mengelus perutnya, dia merasa lapar. Padahal beberapa jam yang lalu dia baru selesai makan, tapi sekarang perutnya sudah kembali berbunyi.
Aqila bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah dapur, di sana terlihat bundanya dan mamanya serta saudara-saudara dari Dian dan Intan sedang sibuk memasak.
Dian dan Intan sengaja tidak menyewa orang untuk memasak, mereka memilih masak sendiri.
"Eh, sayang. Bunda udah bilang diam aja nonton televisi."
"Ila laper bunda."
"Bumil ini udah laper lagi," ucap Intan sembari terkekeh pelan.
"Biasa bumil kan gampang laper," ucap bude murni Kaka dari bundanya.
"Mau makan apa?"
"Aku ambil sendiri aja, bun."
Aqila mengambil nasi dan lauk yang berada di meja makan lalu membawanya ke ruang tamu.
"Udah selesai pekerjaannya?" tanya Aqila saat melihat suaminya sudah bergabung dengan bocil-bocil.
Tadi Ervan pamit ke ruang kerja untuk mengurus pekerjaannya, hari ini Ervan tidak pergi ke kantor.
"Udah. Kamu makan lagi?" tanya Ervan saat melihat piring yang di bawa Aqila.
"Iya, kenapa?"
"Enggak papa."
"Halah, bilang aja nanti takut aku gendut kan?"
"Enggak, sayang. Kamu gendut pun aku masih cinta, malah gemes nanti pipinya makin cabi."
"Gombal."
Aqila langsung memakan makannya, tanpa memperdulikan Ervan yang sekarang sedang sibuk mengelus perutnya.
****
Malam harinya di ruang tamu yang sudah di gelar karpet itu sekarang terisi oleh bapak-bapak yang memang sengaja di undang dalam acara syukuran ini.
Ustadz yang di undang langsung memulai acara syukuran, berbagai doa di ucapkan.
Pukul sembilan malam acara syukuran itu selesai, bapak-bapak yang di undang pun sudah pulang dengan di berikan bingkisan.
"Kamu tidur aja, udah malam."
"Aku mau bantu beres-beres dulu."
"Enggak usah, kamu istirahat aja,."
Akhirnya Aqila hanya mengangguk menjawab ucapan. Dian, lalu berjalan pergi ke kamarnya.
Sesampainya di kamar dia langsung merebahkan tubuhnya, tak lama dirinya sudah masuk ke alam mimpi.
Sedangkan Ervan dia sedang mengobrol bersama ayahnya, mertuanya, dan paman-paman dari keluarga ayahnya dan mertuanya.
Mereka asik mengobrol dengan kopi dan kue yang menemani obrolan mereka.
"Istrimu ada ngidam aneh-aneh, Van?" Tanya Wahyu Kaka dari ayahnya.
"Kadang-kadang suka ngidam yang aneh."
"Hahaha harus sabar kalau istrimu lagi ngidam aneh-aneh, ya."
"Iya, om."
"Saya kadang heran, kenapa wanita kalau hamil ngidam aneh-aneh banget. Anak kita masa mau segala hal aneh itu," ucap Bima adik dari ayah mertuanya itu.
"Saya juga kadang mikir ini akal-akalan mereka atau beneran," celetuk Badru menimpali.
"Udah hukum alamnya, gitu kayaknya," ucap yudha.
Ervan melirik arloji yang di kenakan nya, sekarang sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Terlalu asik mengobrol hingga tidak sadar bahwa sekarang sudah larut malam.
"Pa, yah, om. Saya pamit ke kamar, ya."
"Pasangan muda, nih. Gak bisa jauh-jauh sama istri."
"Hahaha dulu juga kita gitu, Bim." Wahyu berucap sembari tertawa.
Sedangkan Ervan hanya tersenyum menanggapi ya, lalu dia pergi ke kamarnya setelah pamit.
Sesampainya di kamar Ervan melihat istrinya yang sudah tertidur dengan memeluk guling.
Dia berjalan menghampiri istrinya dengan pelan-pelan agar tak membangunkan sangistri, lalu ikut merebahkan tubuhnya di sebelahnya.
Ervan tersenyum sembari mengelus rambut Aqila, matanya tak henti menatap wajah cantik istrinya itu.
Sebelum tidur Ervan mendaratkan kecupan di kening Aqila, lalu memeluk sang istri dan ikut masuk ke alam mimpi.
****
Hai! Gimana kabarnya? Semoga baiknya.
Gimana puasanya? Lancar?
Maaf, ya. Baru up lagi, akhir-akhir ini sibuk sama kegiatan organisasi hehehe.
Jangan lupa kasih bintang setelah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
om, nikah yuk!
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Berawal hanya ingin menyelesaikan dare dari teman-temannya itu, Aqila malah terjebak di dalam permainannya sendiri. Ia harus terjebak di pernikahan dengan orang asing yang ia ajak nikah saat menjalankan dare. Akan kah per...