part 41

680 30 0
                                    

HAPPY READING 🌻
****

Setelah sarapan Aqila langsung berangkat sekolah dengan di antar Ervan. Awalnya Ervan meminta istrinya itu untuk izin dan mengikuti ujian di rumah saja.

Namun, Aqila itu gadis yang keras kepala. Dia tetap kekeh ingin bersekolah dan mengikuti ujian langsung, katanya sayang karena ini ujian terakhir.

Setelah dua puluh menit mereka habiskan di perjalanan, akhirnya mobil Ervan berhenti di sekolahan Aqila.

"Kamu yakin kuat?" 

Dia khawatir, takut Aqila nanti kenapa-kenapa dan yang paling dia takuti takut istrinya itu mual-mual lagi.

"Aku kuat, lagian ujian kan sebentar."

"Kamu ujian online aja, ya?"

"Ck! Aku udah bilang enggak mau kan."

"Ya, udah. Tapi kalau kamu kenapa-kenapa langsung hubungi aku!"

"Iya, aku pergi sekolah dulu."

Aqila langsung menyalami tangan Ervan lalu keluar dari mobil.

Setelah mobil Ervan pergi dari kawasan sekolahnya, Aqila langsung berjalan masuk dan pergi ke ruangan ujiannya.

Sesampainya di ruang ujian Arkan dan Dila sudah datang dan sedang duduk sembari menghapal pelajaran.

"Pagi!" sapa Aqila setelah duduk di hadapan pasangan remaja itu.

"Pagi," balas mereka berdua serempak. 

"Ra, are you okay?" tanya Arkan sembari menatap Aqila dengan khawatir saat melihat wajah sahabatnya itu terlihat pucat.

"Gue enggak papa."

"Tapi muka lo pucat banget, Ra."

"Gue enggak papa kok, Dil. Ini mungkin karena tadi pagi gue muntah-muntah."

"Hamil enggak enaknya, Ra?" tanya Dila penasaran.

"Gak enaknya itu mual-mual terus."

"Duh, jadi ragu gue mau hamil."

Arkan menjitak kening kekasihnya itu pelan. "Nanti enak loh kalau ngidam di turutin terus. Iya kan, Ra?"

"Betul kata Arkan."

"Nanti kalau kita nikah terus gue hamil, gue bakal ngidam beli album nct ke lo."

Mendengar penuturan dari kekasihnya itu, mata Arkan melotot. "Itu sih mau lo bukan anak kita."

Aqila dan Hana yang menyimak perdebatan pasangan di depan mereka ini hanya tertawa.

Di tengah-tengah keasikan mengobrol, tiba-tiba bel masuk berbunyi. Mereka langsung kembali ke kursi masing-masing.

Ujian terakhir di mulai, guru yang mengawas datang dengan absen yang di pegangannya.

Guru tersebut langsung memulai ujian yang di laksanakan di dalam komputer itu.

****

Satu jam lewat tiga puluh menit berlalu, satu persatu murid-murid sudah menyelesaikan ujiannya. Mereka langsung keluar dari kelas dengan bahagia karena ujian telah selesai.

Aqila menghela nafasnya lega setelah menyelesaikan semua soal ujiannya. Dia langsung pergi ke dapan meja pengawas untuk bertanda tangan terlebih dahulu sebelum keluar dari ruangan.

Aqila duduk di pinggiran koridor yang menghadap lapangan, dia memandang remaja-remaja yang sedang bermain basket sembari menunggu teman-temannya yang belum keluar.

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang