HAPPY READING 🌻
****
Setelah selama tiga hari di rawat, hari ini Ervan sudah di izinkan untuk pulang.Selama Ervan di rumah sakit, Aqila setia menemaninya hingga saat ini dia masih belum masuk sekolah.
Saat ini Aqila sedang membereskan barang-barang Ervan, setelah semua dia masukan ke dalam tas. Aqila menghampiri Ervan yang sedang duduk di kursi dan memainkan ponselnya.
"Udah semua?" tanya Ervan sembari memasukkan ponselnya ke saku.
"Udah. Ayok, Elang udah nunggu di parkiran."
Ervan menarik pinggang Aqila hingga tubuhnya menempel dengannya.
"Om ngapain?"
Bukanya menjawab Ervan malah mendekatkan wajahnya. Sedangkan Aqila memejamkan matanya.
"Ciee yang ngarep di cium Haha."
Aqila membuka matanya, menatap sebal Ervan yang sekarang malah tertawa senang berhasil mengerjainya.
Cup.
"Ciee salting!" Aqila tertawa dengan keras melihat Ervan yang langsung diam ketika ia mencium pipinya.
"Nakalnya kamu. Untung di rumah sakit kalau di rumah udah saya makan kamu!"
Aqila menghentikan tawanya. "Udah, ayok pulang."
Ervan menggenggam tangan mungil Aqila, mereka berdua berjalan bersama menyusuri koridor rumah sakit menuju parkiran.
Sesampainya di parkiran, mereka berdua langsung dia suguhi oleh ocehan dari Elang.
"Lama banget!"
"Sampai bosen gue nunggu kalian."
"Ngapain dulu, sih? kalian anu dulu, hah?"
"Banyak bacot lo!" Ervan masuk ke dalam mobil tak mempedulikan ocehan dari adiknya itu. Sedangkan Aqila dia hanya tersenyum canggung, karena tak enak membuat Elang menunggu.
Di dalam mobil hanya ada keheningan, mereka sama-sama sibuk. Elang yang sibuk menyetir, Ervan yang duduk di depan sedang tertidur. Sedangkan Aqila sibuk menatap jalanan.
Kalian pasti bertanya kenapa Ervan duduk di depan, jawabnya karena Elang tak mengizinkan Ervan untuk duduk di belakang. Dia takut nanti mereka bermesraan. Sudah mah dia seperti supir, nanti harus lihat suami istri ini bermesraan. Jiwa jomblonya meronta-ronta nanti.
Setelah setengah jam lamanya, mereka akhirnya sampai.
Ervan dan Aqila berjalan bersama memasuki rumah, sedangkan Elang yang di belakang mendengus kesal sembari menenteng tas.
Elang mendudukkan bokongnya di sofa panjang yang di duduki Ervan. Sedangkan Aqila gadis itu tegah membuat minuman.
"Bang gue nginepnya."
"Enggak, balik lo."
Elang memanyunkan bibirnya, kesal. "Ck, pelit banget lo!"
"Ngapain bibir di manyun-manyunin gitu? imut kaga, yang ada enek liatnya."
"Dih, anjing!" Umpat Elang dan langsung mendapat pelototan dari Ervan.
Aqila datang membawa tiga jus mangga, lalu meletakkannya di meja.
"La, gue boleh kan nginep di sini?" Tanya Erlang tanpa mempedulikan pelototan dari sang kakak yang duduk di sebelahnya.
"Oh, aku lupa bilang ke om. Bang Raka juga mau nginep, dia bosen sendiri di rumah. Elang boleh kok nginep."
"Yes!" Elang menatap Ervan dengan tersenyum penuh kemenangan.
****
Malam harinya, di ruang tamu rumah Ervan ramai oleh Raka, Elang, dan Aqila yang sedang bermain game.
"Ck, kalah terus gue." Raka menaruh stik gamenya, dia kesal karena kalah terus oleh Elang.
Rak dan Elang sedang bermain game bersama dan Aqila menonton mereka. Sedangkan Ervan berada di ruangan kantornya.
"Lo yang main, Ra."
Elang menoleh ke arah Raka dengan kening berkedut. "Emang Aqila bisa main game?"
"Enggak usah di tanya, Lang."
"Ayok main, La."
Aqila mengambil stik game. Raka mundur dari duduknya membiarkan Aqila duduk sejajar dengan Elang. Dia mengambil kripik kentang sembari menonton kedua orang di depannya main game.
Ervan baru saja keluar dari ruang kantor, niat ingin ke kamar ia urungkan ketika mendengar suara di ruang tamu.
Ervan menggelengkan kepalanya melihat Aqila yang sedang main game bersama Raka, sedangkan adiknya sudah tertidur pulas.
Fakta baru yang Ervan ketahui, Aqila pandai bermain game. Dia lihat, Aqila mengalahkan Raka.
Ekhem.
Ervan berdehem hingga mereka berdua menoleh ke belakang.
"Udah jam 11, tidur."
"Iya."
"Bang, Ila tidurnya," ucap Aqila lalu bangkit dan berjalan menghampiri Ervan.
Mereka berdua berjalan bersama ke kamar, sedangkan Raka sibuk membangunkan Elang.
"Hoam ngantuk." Tangan Aqila menutup mulutnya yang menguap lalu berjalan ke ranjang. Aqila langsung menjatuhkan dirinya di kasur.
"Bersih-bersih dulu." Aqila tak mempedulikan ucapan Ervan, dia tetap rebahan dan memejamkan matanya.
Ervan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Aqila, dia pergi ke kamar mandi untuk bersih-bersih diri sebelum pergi tidur.
Saat dia kembali, Aqila sudah tertidur pulas dengan posisi tengkurap.
Ervan mendudukkan dirinya dia kasur, lalu membenarkan posisi aqila menjadi terlentang. Ervan merebahkan dirinya, menarik selimut sampai pinggang. Tangannya ia lingkarkan ke pinggang Aqila, lalu memejamkan matanya menyusul Aqila ke alam mimpi.

KAMU SEDANG MEMBACA
om, nikah yuk!
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Berawal hanya ingin menyelesaikan dare dari teman-temannya itu, Aqila malah terjebak di dalam permainannya sendiri. Ia harus terjebak di pernikahan dengan orang asing yang ia ajak nikah saat menjalankan dare. Akan kah per...