Part 16

1K 58 7
                                    

Hai!!
Maafnya, baru up lagi. Akhir-akhir ini sibuk jadi baru bisa nulis lagi:)

HAPPY READING 🌻
****

Seorang gadis berjalan seorang diri di koridor sekolah dengan handset yang meyumpal kedua telinganya.

Sesekali dia tersenyum membalas sapaan orang-orang yang berpapasan dengannya.

Gadis itu adalah Aqila. Hari ini dia sudah mulai bersekolah kembali. Walaupun Ervan masih melarangnya, tapi Aqila tetap kekeh ingin bersekolah.

Tiba-tiba saja ada yang menarik  handset sebelah kanan dari telinganya.

"Bang---" umpatan yang akan keluar dari bibir mungil gadis itu tertahan ketika melihat siapa pelakunya.

"Ngapain sih, lo!"

"Lagian, gue panggil enggak yahut ternyata lagi pake handset. Gue kira lo budek."

"Sembarangan, lo." Tangan Aqila mendarat di lengan Bintang, membuat sang empu meringis.

"Btw, yang tadi anterin lo siapa, La?"

Aqila terdiam sejenak, pasti Bintang melihat dia dan Ervan saat turun dari parkiran tadi.

"Heh, kok malah bengong!" Bintang menusuk pipi Aqila dengan telunjuknya, membuat Aqila sadar dari lamunannya.

"Kepo, lo!" Aqila berjalan cepat, meninggalkan Bintang.

"La, jawab siapa?" Bintang langsung berlari menyusul Aqila.

"Jangan kepo!"

Bintang berdecak sebal ketika Aqila tak mau memberitahunya.

Sesampainya di dalam kelas, Aqila di sambut dengan teriakan dua sahabatnya itu.

"Hua! akhirnya lo sekolah!" ucap Dilla heboh.

"Sehari enggak ada lo sepi tau!" ucap Hana.

Aqila tertawa mendengar celotehan kedua sahabatnya ini. "Gue kangen kalian, bosen banget di rumah." Aqila memeluk dua sahabatnya dan mereka membalas pelukan Aqila.

"Kita juga kangen." Hana setuju menganggukki ucapan Dilla.

Tak lama, bel berbunyi. Menghentikan acara melepas kangen-kangenan Aqila dan temanya.

Mereka duduk di kursi masing-masing begitu pun dengan murid lain.

Pelajaran di mulai. Semua murid diam, sibuk mencatat tulisan yang ada di papan tulis. Tak semua murid mencatat ada yang tidur dan bermain ponsel secara diam-diam.

"Bu."

Bu Riska yang sedang menulis di papan tulis, menoleh ke arah Aqila. "Ada apa, Aqila?"

"Saya izin ke toilet."

"Silahkan."

Setelah dapat izin dari Bu Riska, Aqila beranjak dari tempat duduknya. Ia keluar dari kelas setelah berpamitan kepada Bu Riska.

Saat di pertigaan. Aqila bukannya belok ke kanan menuju toilet, ia malah belok ke kiri menuju kantin.

Ke toilet hanya ia jadikan alasan, sejujurnya dia lapar karena belum sarapan. Jadinya dia berbohong.

"Bu, nasi goreng satu." Aqila duduk di kursi sebari berteriak memesan makanan.

"Iya, neng."

Aqila memainkan ponselnya sembari menunggu pesanannya datang.

Dila

| Lo bolos ya?

Aqila

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang