part 17

995 56 6
                                    

Hai!
Minal aidzin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin semuanya 🙏
Maaf bila aku ada salah ke kalian, tapi kayaknya g ada deh ☺️😁 bercanda hehehe.

Maaf kalau ada ketikan aku atau apa lah yang menyingung perasaan kalian 🙏

HAPPY READING 🌻
****

"Ada cowok yang kemarin di depan," ucap Ervan sembari berjalan ke meja makan.

Aqila yang sedang mengunyah roti langsung menoleh ke arah Ervan.

"Dia siapa kamu? Kok pake jemput segala."

"Teman, om."

"Teman atau pacar baru kamu?"

"Apaan, sih. Orang Ila enggak punya pacar."

Setelah selesai, Aqila berpamitan dan mencium tangan Ervan. Lalu keluar rumah, menghampiri Bintang yang sedang duduk di atas motornya.

"Lo ngapain?"

"Jemput Lo."

"Lain kali enggak usah."

"Kenapa?"

"Enggak papa, ayok berangkat."

Aqila menaiki motor Bintang, kening Aqila mengerut ketika Bintang tak kunjung menjalankan motornya.

"Kok diam aja?"

"Pegagan."  Aqila menurut dia memegang jaket yang Bintang kenakan.

"Ck! Peluk kek!"

"Enggak usah aneh-aneh, cepat jalan!"

"Iya."

Bintang menancap gas motonya membelah jalanan. Di sepanjang jalan hanya ada keheningan, karena bintang fokus mengendarai motornya dan Aqila menikmati angin pagi.

Tak lama motor bintang terparkir di halaman sekolah, Aqila turun dari motor lalu memberikan helm kepada Bintang.

Aqila menatap sekitar, dia baru sadar kalau dirinya dan Bintang menjadi pusat perhatian.

Aqila mendengus dia memilih berjalan duluan meninggalkan Bintang yang asik merapikan rambutnya, dia tidak mempedulikan orang-orang yang membicarakannya.

Saat di koridor Aqila berpapasan dengan Dila, Arkan, dan Hana. Mereka berjalan beriringan menuju kelas.

"Gue denger lo berangkat bareng Bintang?" tanya Hana.

"Iya."

"Pantesan banyak yang ngomongin lo," ucap Dila.

"Lo kok bisa deket sama Bintang, Ra?" tanya Arkan sembari merangkul Dila--- kekasihnya itu.

"Bisa lah."

Sesampainya di kelas mereka menatap heran kepada teman-teman kelasnya yang sudah duduk rapih dengan buku yang mereka pegang.

Tidak biasanya kelasnya, pagi-pagi sudah belajar. Biasanya, jam segini masih pada ribut.

"Tumben pagi-pagi rajin," celetuk Aqila berjalan memasuki kelas.

"Pak Santo ngadain ujian harian  dadakan, anjir!"

Sontak Aqila, Dila, Hana, dan Arkan melotot terkejut. Mereka buru-buru duduk di kursi masing-masing lalu membuka buku matematika mereka.

Beberapa menit kemudian bel masuk berbunyi. Pak Santo guru matematika masuk ke kelas.

"Hari ini kalian ulangan, siapkan buku satu lembar dan masukan buku mtk kalian ke dalam tas. Awas, kalau ketahuan ada yang mencontek!" tegas pak Santo sembari membagikan soal ujian.

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang