part 36

834 46 5
                                    

HAPPY READING 🌻
****

"sayang bangun."

Netra Aqila mulai terbuka saat merasakan sebuah tangan mengelus pipinya.

"Emm udah sampai?" tanyanya sembari mengucek matanya.

"Udah, ayok turun. Lanjut tidur lagi di kamar."

Aqila hanya membalas dengan gumaman, dia langsung keluar dari mobil lalu berjalan masuk ke dalam rumah dengan gontai. Dia masih mengantuk, ingin cepat-cepat ke kasur dan melanjutkan tidurnya.

Mereka berdua baru saja pulang dari rumah Intan.

Setelah sampai di kamar, Aqila langsung menghempaskan tubuhnya di kasur.

"Enggak mandi dulu?" tanya Ervan yang baru saja masuk ke dalam kamar.

"Ngantuk. Lagian udah jam sepuluh males," ucap Aqila tanpa membuka matanya.

Ervan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak membutuhkan waktu yang lama, dia kembali dengan hanya mengenakan kolor berkarakter pokemon.

Ervan merebahkan tubuhnya di sebelah sang istri yang sudah terlelap.

Dia memiringkan tubuhnya menghadap Aqila, tangannya memeluk pinggang ramping Aqila.

Ervan mulai memejamkan matanya sembari menikmati wangi stroberi di rambut Aqila. Walaupun Aqila belum mandi, entah kenapa rambut dan badan wanita itu selalu saja wangi. Dan dia sangat menyukainya.

Cup.

Satu kecupan mendarat di pucuk kepala Aqila. Setelah itu dia langsung memejamkan matanya, memasuki alam mimpi.

****

"Mas, bangun!"

Aqila menggoyangkan tangan kanan Ervan agar pria itu terbangun dari tidurnya.

Aqila mendengus kesal, saat sama sekali tak ada respon dari suaminya itu. Susah sekali membangunkan Ervan.

Aqila kembali menggoyangkan tangan Ervan. Namun, dengan tenaga agar suaminya itu bangun.

"MAS!!" Aqila memekik kaget saat tiba-tiba tangan Ervan menariknya hingga dia terjatuh menimpa tubuh Ervan.

"Mas! Ih, lepas!"

"Lima menit lagi," ucap Ervan tanpa membuka matanya, kedua tangannya sudah melingkar di pinggang Aqila.

"Mas! Cepat lepas!!" Aqila mencubit lengan Ervan dengan kuat dan itu berhasil membuat sang punya tangan kesakitan lalu membuka matanya.

"Morning kiss?"

Plak.

Bukannya memberikan apa yang di minta Ervan, Aqila malah mengeplak bibir Ervan.

"Makan tuh morning kiss!" ucap Aqila sembari bangkit saat tangan Ervan sudah tak melingkar di pinggangnya.

"Aku laporin kamu atas kdrt," ucap Ervan sembari memegang bibirnya yang sakit.

"Dih, Cepu! ngadunya ke polisi!"

"Ayok cepat mandi, kita joging."

"Tumben mau joging?" tanya Ervan sembari bangkit dari kasur lalu berjalan ke kamar mandi dengan handuk yang di tenteng di pundaknya.

"Lagi pengen aja, cepetan mandi."

"Enggih, kanjeng ratu."

Aqila langsung membereskan tempat tidur, setelah selesai dia langsung siap-siap untuk joging.

"Ayok!"

Aqila mendongak menatap Ervan dari atas sampai bawah, Ervan mengenakan kaos hitam dan celana training wana hitam. Menurutnya Ervan sangat terlihat tampan.

"Kok ganteng banget!"

"Akhirnya kamu sadar suami kamu ini ganteng."

"Nanti banyak yang suka gimana?" Aqila mengerucutkan bibirnya kesal.

"Hahaha tetap aja cinta aku itu hanya buat kamu," ucap Ervan di iringi senyum sembari sebelah tangannya mengelus pipi Aqila.

"Dih, gombal."

"siapa yang gombal? Aku serius, sayang." Ucap Ervan lalu di akhiri dengan mendaratkan kecupan di sebelah pipi Aqila.

Mendengar itu Aqila berusaha menahan senyumnya, Ervan hanya bilang seperti itu saja dia sudah baper.

"Udah, ah. Ayok joging nanti ke buru siang." Aqila langsung mengalihkan topik agar dirinya tak ketahuan karena salting.

Setelah mengunci pintu, mereka berdua langsung pergi joging keliling komplek.

"Mas! Pelan-pelan!" Aqila berteriak kepada Ervan yang sudah berlari beberapa meter dari dirinya.

Ervan menghentikan larinya, lalu menoleh ke belakang menatap istrinya yang berlari menghampirinya.

"Kamu lama banget! Masa joging lambat," cibir Ervan setelah Aqila sampai di hadapan dirinya.

Aqila menatap tajam Ervan, tak terima dengan ucapan Ervan. "Kamu aja yang kecepatan, bukan aku yang lambat!"

"Iya, iya aku yang salah." Ervan memilih mengalah dari pada nanti dia yang kena.

"Duduk dulu di sini, pasti capek kan." Ervan menuntun Aqila untuk duduk di kursi taman.

"Aku beli minum dulu," ucap Ervan dan di jawab anggukan kepala oleh Aqila. Sebelum pergi tangannya mendarat di rambut Aqila lalu mengelusnya dengan lembut.

"Aqila!"

Aqila mendongak saat dirinya di panggil.

"Bintang?"

"La, apa kabar?"

"Alhamdulillah baik, dan Lo?"

"Seperti yang lo lihat."

Bintang langsung duduk di bangku sebelah Aqila.

"Gue kangen banget sama lo, lo enggak pernah kelihatan dari libur."

"Gue juga kangen lo, teman-teman, dan sekolah."

"Aqila" dua remaja yang sedang asik mengobrol itu langsung menoleh saat ada yang memangil Aqila dengan suara dingin.

"Kenapa, mas?"

"Ayok pulang," ajak Ervan sembari menarik lengan kanan Aqila.

"Eh, tapi aku lagi ngobrol."

Seakan tuli pria itu tak mendengarkan ucapan Aqila, dia terus berjalan pergi meninggalkan taman dengan menarik Aqila.

"Bintang gue duluan ya!" teriak Aqila kepada Bintang, karena dia terus saja di tarik Ervan dia terpaksa berpamitan dengan berteriak.

"Mas kenapa, sih?" tanya Aqila setelah sampai di depan rumah mereka berdua.

Sedari tadi Ervan terus saja diam, membuat dirinya terus bertanya-tanya dengan sikap suaminya itu.

"Gak papa."

"Gik pipi," cibir Aqila dengan menirukan ucapan Ervan.

Aqila berlari kecil mengejar Ervan yang sudah masuk ke dalam rumah.

"Kamu cemburu?" tanya Aqila sembari menghadang langkah Ervan.

"Enggak."

"Enggak salah lagi kan?" ucap Aqila sembari tersenyum menggoda.

"Iya, puas?"

"Hahaha lucu banget suami aku ini!" Aqila tertawa terbahak-bahak dengan kedua tangannya yang mencubit pipi Ervan.

"Apaan, sih." Ervan langsung menurunkan kedua tangan Aqila dari pipinya.

"Kamu enggak usah cemburu."

Aqila menghentikan ucapannya, dia berjinjit mengarahkan mulutnya ke telinga kanan Ervan.

"Karena aku hanya mencintai kamu," bisik Aqila pelan.

Cup.

Aqila tersenyum senang saat Ervan diam membeku dan kedua kuping yang memerah.

"Cie salting."

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang