part 26

1K 53 3
                                    

HAPPY READING 🌻
****

Pagi harinya, Aqila sudah siap dengan seragam sekolahnya. Setelah tiga hari izin, Aqila memutuskan untuk kembali masuk sekolah. Pasti teman-temannya itu rindu dengan dirinya.

Dan sekarang dia sedang sibuk berkutat dengan bahan-bahan makanan di dapur. Sedangkan yang lain masih berada dalam mimpi mereka.

Aqila di buat jantungan karena tiba-tiba saja sebuah tangan kekar melingkar di pinggangnya.

"Pagi," sapa Ervan dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Om, ngagetin aja."

Aqila kembali melanjutkan memotong cabai, sedangkan Ervan dia malah asik menghirup wangi shampo yang Aqila gunakan.

"Om mandi sana," usir Aqila.

"Enggak mau." Bukanya melepaskan, Ervan malah semakin mempererat pelukannya.

"Om!" Kalau Ervan terus memeluknya, dia tidak akan fokus masak karena deg degan.

Sejak tahu perasaan satu sama lain, Ervan selalu bersikap manja kepadanya. Padahal dia sudah tua, tapi selalu saja ingin di manja.

"Lepas atau aku pukul om pake spatula!"

"Galak banget, sih." Ervan melepaskan pelukannya lalu duduk di kursi meja makan dengan mengerucutkan bibirnya kesal, membuat Aqila berteriak histeris di dalam hati melihat tingkah Ervan yang terlihat sangat imut. Rasanya ia ingin mencubit pipi Ervan.

Setelah membuat sarapan, Aqila langsung menatanya di meja makan.

"Om enggak mandi?"

"Mandiin."

Aqila melebarkan matanya. "Heh!"

Ervan tertawa kecil melihat keterkejutan Aqila hingga matanya melotot seperti akan keluar.

"Bercanda. Kamu mau sekolah?"

"Iya."

"Kenapa?" Tanya Aqila saat melihat perubah Ervan yang kembali murung.

"Nanti aku sendiri dong." 'aku' jujur saja Aqila masih tidak terbiasa mendengar kata 'aku' dari Ervan. Ervan memang memutuskan untuk memanggil 'aku kamu', tapi ia merasa aneh Ervan yang kaku dan biasa formal berbicara dengan mengunakan 'aku.'

"Ada bang Raka, sama Elang."

"Enggak asik mereka mah."

Setelah selesai menatap makanan, Aqila meninggalkan Ervan memilih untuk membangunkan Raka dan Elang.

Tok .... Tok .... Tok

Karena masih tak ada sahutan, Aqila membuka pintu kamar. Dia tertawa  melihat posisi tidur kedua bujang ini, mereka tidur dengan posisi berpelukan.

Aqila mengambil ponselnya di dalam kantong, lalu mengambil gambar mereka berdua.

Setelah itu Aqila berjalan ke arah ranjang untuk membangunkan mereka.

"Woy! Bangun!" teriak Aqila dengan keras.

Mereka berdua membuka matanya, Raka dan Elang sama-sama terkejut ketika membuka maka langsung saling bertatapan.

"Woi! Lu ngapain peluk gue!" Elang langsung bangun dan menyilang tangannya di dada.

"Cih, Lo yang peluk gue kali? Pasti Lo grepe-grepe gue kan?"

"Dih, enggak nafsu sama batang gue mah!"

"Udah diam, ayok sarapan. Btw, kalian cocok loh," ucap Aqila sembari menunjukkan gambar yang di ambilnya tadi.

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang