part 14

1K 77 4
                                    

Hai
Jangan lupa vote dan komen yah!

    HAPPY READING 🌻
****

"Kenapa Lo? Pagi-pagi udah murung aja, di putusin Arkan lo?" Aqila menduduki bokongnya di kursi di sebelah Dila yang sedang menatap lapangan dari jendela.

Plak.

"Sembarangan loh!" Aqila mendengus kesal ketika tangannya yang mulus itu di pukul, ia mengelus tanganya yang terkena pukulan Dila.

"Terus!" Tanya Aqila dengan volume yang sedikit di naikan.

"Gue itu lagi sedih, cogan fiksi gue yang gelar almarhum nambah satu."

"Kasian, mana masih muda."

"Aaa nyesek banget, La!"

"Ya udah sih, yang penting bukan si Arkan yang meninggal."

"Ih, jangan bilang gitu. Kalau beneran gimana?"

"Yak tinggal di kubur," jawab Aqila dengan santai.

"Cih, besti gue jahat banget sih."

"Dah, diam. Gue mau tidur, nanti bangunin kalau ada guru."

Aqila melipat kedua tangannya di atas meja lalu menaruh kepalanya di atas lipatan tangannya. Lalu memejamkan matanya.

"Gadang lo?"

"Iya."

"Wah, pasti abis bikin ponakan buat gue, yak?"

"Pikiran lo ke jauahan."

"Terus lo gadang ngapain dong?"

"La?"

"Aqila?"

"Lah, dah ngorok aja ni anak." Dila menggelengkan kepalanya melihat sahabatnya yang satu ini. Tadi saja masih mengobrol. Eh, tau-tau sudah tidur.

Dila memilih membaca Wattpad sebari menunggu teman-temannya yang lain datang.

Beberapa menit kemudian teman-teman kelas mereka berdatangan memasuki kelas, di ikuti dengan bel masuk yang berbunyi.

Tak lama guru yang mengajar masuk ke kelas dan memulai pelajarannya.

"La, bangun!" Bisik Dila pelan.

"Aqila!" Dila mengguncang lengan Aqila. Namun, gadis itu tak kunjung bangun.

"Lo tidur apa mati sih?"

"Kenapa, Dil?" tanya Hana.

"Si Aqila susah di bangunin."

"Biarin aja, nanti biar Bu Yuni yang bangunin," ucap Arkan dengan senyum jahatnya.

"Kasian besti kita nanti kena hukum."

"Ya, lagian suruh siapa susah bangun."

"Dila, Hana, Arkan jangan ngobrol."

"Maaf, Bu."

Bu Yuni memicingkan matanya menatap gadis yang tertidur di bangku belakang. Bu Yuni berjalan menghampiri bangku Aqila.

"Aqila, bangun!" Teriakan Bu yuni menggema di ruangan kelas. Membuat murid-murid menutup telinga, mendengar teriakannya.

"Hah, iya? Saya hadir, Bu." Karena terkejut, sehingga membuat Aqila berbicara melantur.

"Kamu, enak sekali tidur di kelas saya. Sekarang, berdiri di depan tiang bendera sampai pelajaran saya selesai!"

Aqila menatap teman-temannya dengan kesal, sedangkan mereka yang di tatap hanya meyegir kuda.

"Cepat keluar!"

om, nikah yuk! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang