•27•|Tetap Sama

2.7K 184 22
                                    

Gass gass gasss wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gass gass gasss wkwkw

Siapa yang udah nunggu-nunggu Azkha sama Ara?

Seperti biasanua, sebelum baca make sure kalian udah vote cerita ini dan ramein juga lapak ini🤭🤭🤭🤭

Cidikot!

Keesokan harinya, Ara bangun saat matahari nyaris menyentuh puncaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, Ara bangun saat matahari nyaris menyentuh puncaknya. Ia sudah tidak menemukan siapa pun di dalam tenda kecuali dirinya sendiri. Lengkap dengan kantong tidur di sisi samping yang sudah rapi.

Ketika keluar, Ara langsung disambut dengan deburan ombak menggulung ke tepi pantai. Menyapu halus pasir putih di bibir pantai. Kicauan burung saling bersahut-sahutan. Beberapa pengunjung bermain surfing. Sungguh, pemandangan yang sangat menyegarkan mata.

"Lho, wis bangun? Aku baru aja mau bangunin mbak buat makan." Ulfa menarik pelan pergelangan tangan Ara.

Mereka berjalan ke arah anak-anak Diskupi yang sedang duduk bersila di atas tikar seperti sedang piknik, lengkap dengan beberapa macam hidangan di tengah-tengah mereka. Semuanya lengkap kecuali...

"Makan, Ra. Setelah itu obatnya di minum." Udin mengingatkan.

"Kalo kondisi lo belum sembuh banget, kita gak masalah buat tambah satu malam di sini." Sekarang gantian Leo yang bersuara. Dia menatap adik kelasnya itu sedang santai, seolah apa yang baru saja ia katakan bukan sesuatu yang sulit.

"Gak kok, Bang. Gue udah baikan."

Sambil makan, sambil Ara curi-curi lirikan. Kanan dan kiri, mencari sosok yang sampai makanan di piring Ara habis pun, dia tidak juga menunjukan batang hidungnya.

"Setelah ini, kunjungan kita ke mana lagi, Bang? Kan masih ada sampai besok." Ara meletakan botol air mineral yang baru saja usai ia minum.

Ara masih berpikir positif. Mungkin dia sedang pergi ke toilet atau kembali ke tendanya yang baru-karena tendanya yang lama terpaksa Ara pakai.

"Pulang lah! Lo nya sakit gitu," sahut Dimas enteng.

"NO!" Ara menyeru cepat sambil mengibaskan tangan ke depan.

SUAMI UNTUK ARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang