•55•|Tentang Zahra

2.6K 147 22
                                    

Nihhh aku update pagi pagi bgt!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nihhh aku update pagi pagi bgt!!!!

Vote nya dulh dong manaaaaa

Nanti aku ngambek kalo klian ga vote☹️

Seorang wanita ayu menatap jendela kaca dengan sorot kosong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita ayu menatap jendela kaca dengan sorot kosong. Pikirannya sedang bimbang, antara mempertahankan atau merelakan. Jauh-jauh dia terbang meninggalkan negara kelahirannya demi mengejar cinta yang selama ini dia harapkan, tapi ternyata takdir tidak berpihak padanya. Harapan bisa membangun rumah tangga yang indah dan bahagia dengan pria yang dicintainya musnah begitu saja, ketika tahu pria itu telah mempunyai seorang istri.

Ingatannya mulai kembali pada malam sebelum dia datang ke negara ini.

"Zahra, ada yang ingin Abi bicarakan denganmu."

Malam itu, tiba-tiba saja Abi memanggil Zahra untuk menemuinya di ruang tamu. Beliau terlihat begitu tenang dan santai seperti biasanya. Meski usianya hampir menyentuh angka enam puluhan, seakan aura tegas dan pembawaannya yang berwibawa tidak pernah luntur dari diri beliau.

"Ada apa Abi?"

"Ada seorang pria yang telah mengajukan proposal taaruf pada Abi. Dia ingin menikahimu, Nak."

Untuk beberapa saat Zahra hanya mampu diam. Mencerna dan mengolah informasi yang telah diberikan oleh Abinya. Namun dia juga bertanya-tanya, siapa kah pria yang telah meminta Zahra untuk dinikahi?

Mungkin kah pria itu adalah Azkha?

"S-siapa, Bi?"

"Usman Al-Malik, dia adalah salah satu murid Abi."

Jantung Zahra rasanya berhenti detik itu juga. Harapan nama Azkha yang akan disebut oleh Ayahnya, pupus begitu saja. Nyatanya, pria yang akan menikahinya memang bukan kakak tingkatnya, sekaligus cinta keduanya setelah Abi.

"K-kalau Zahra menolak, apakah Abi akan menerima?" tanya Zahra takut-takut.

Abi pun terdiam. Beliau mengamati ekspresi takut-takut dari putri tunggalnya. Selama ini, Zahra selalu dikenal sebagai sosok yang lemah lembut dan penurut. Namun dia juga bukan tipe perempuan yang akan diam saja melihat harga diri perempuan lain diinjak-injak. Anaknya akan menyuarakan apa yang dirasa benar dan akan membela yang dirasa harus dipertahankan.

SUAMI UNTUK ARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang