•54•|Ajakan Zahra

2.8K 157 35
                                    

First of all, aku makasih bgtbuat kalian yang masih setia sama lapak Azkha Ara😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

First of all, aku makasih bgtbuat kalian yang masih setia sama lapak Azkha Ara😭😭😭

Yang udah komen, makasih bgt

Yang udah vote juga makasih polll

Yanf belum komen, plis harus rajin komen biar aku semangat updatenya☹️❤️

Enjoy this part💚

"Mbak, aku mau makan mi instan ya," ucap Ara pada salah satu ART nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mbak, aku mau makan mi instan ya," ucap Ara pada salah satu ART nya.

Ia sengaja langsung menghampiri mereka di dapur kotor, alih-alih ikut duduk di meja makan bersama keluarga yang lain. Entah kenapa pagi ini Ara ingin sekali makan mi instan, padahal Mbak ART di rumah ini sudah memasak banyak makanan untuk menu sarapan.

"Waduh, Mbak gak berani masakin, Non. Nanti kalau Mama ngamuk, bisa gaswat." Salah satu dari mereka menjawab takut-takut.

Berita kehamilan Ara memang sudah menyebar ke seluruh keluarga besar Ardjasa. Hal itu membuat mereka senang bukan main, pasalnya dua putri kebanggaan dan menantu kesayangan mereka sedang sama-sama mengandung.

Selain senang, mereka juga lebih protektif pada mereka bertiga. Terhitung dua hari mereka tahu kalau Ara hamil, tapi Papa dan Mama serta kedua abangnya sudah melarangnya melakukan hal berat seperti memindahkan barang atau hal-hal yang membuatnya mudah lelah.

Sempat ada rasa kesal juga, tapi Ara tetap menuruti kemauan mereka. Padahal suaminya saja, yang mulia Nazriel Azkha Barra, tidak pernah melarang Ara untuk melakukan apa pun. Selama hal itu dianggap baik dan benar, ya, sudah. Azkha tidak akan protes.

Tapi semua kembali lagi, Ara mencoba untuk melihat sisi baik mereka bersikap seperti itu padanya. Mungkin dengan begitu, adalah bentuk perwujudan kasih sayang mereka agar Ara dan bayi nya tetap sehat dan baik-baik saja.

"Kenapa, Dek?" tanya Baddar yang tiba-tiba saja muncul di tengah pembicaraan mereka.

Ara menoleh senang. Ia yakin kali ini Baddar akan berpihak padanya.

"Aku pengin sarapan sama mi instan. Boleh ya?" tanya Ara penuh ekspresi melas.

"Harus sekarang?" tanya Barra dan ditanggapi dengan anggukan antusias dari adiknya. "Gimana kalau nanti siang an aja makan mi-nya? Nanti Abang bilang ke Mbak buat bekalin kamu, tapi dengan syarat, sekarang harus makan-makanan sehat."

SUAMI UNTUK ARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang