•EXTRA•|Happy Bumil, Happy Everyone (PART 2)

5.8K 161 19
                                    

Hai haiiii ini jadi part tweakhir dari cerita ini versi Wattpad ya😝😝😝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai haiiii ini jadi part tweakhir dari cerita ini versi Wattpad ya😝😝😝

Sooo jangan lupa buat vote cerita ini, komen komen yang banyak wkwkw siapa tau aku khilaf buat up cerita anak mereka sebelum lebaran🤣

Sooo jangan lupa buat vote cerita ini, komen komen yang banyak wkwkw siapa tau aku khilaf buat up cerita anak mereka sebelum lebaran🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ara meringis ketika seseorang membelai halus pipinya. Rasa kantuk tak tertahankan masih begitu melekat di dalam tubuhnya. Ia merasa belum cukup lama tertidur. Setelah semalaman merasa pegal-pegal di seluruh tubuh, akhirnya membuat Azkha menjadi tukang pijat dadakan.

"Mas, ini masih pagi. Please jangan bangunin aku dulu." Sayup-sayup Ara masih bisa mendengar suara kekehan pelan suaminya.

"Ayo bangun, katanya mau video call buat lihat pembukaan perban Zahra." Azkha mengelus lagi pipi istrinya

Ara membuka mata ketika mendengar nama Zahra. Indera penglihatannya langsung menangkap pemandangan Azkha duduk di tepi ranjang dengan pakaian yang sudah rapi. Sweater turtle neck berwarna krem, dipadukan dengan celana kain berwarna cokelat susu. Rambutnya juga sudah tersisir rapi, meski tanpa bantuan gel.

"Kok kamu udah rapi aja, Mas?" ucap Ara berkomentar.

Dan seolah paham dengan kebiasaan istrinya, Azkha langsung tertawa pelan. "Dan kamu kira ini masih pagi?" tebak Azkha dan mendapat anggukan penuh keyakinan dari istrinya. Azkha tertawa lagi.

"Ini sudah jam setengah sepuluh lewat lima menit, Ra." Mata Ara yang sebelumnya hendak menutup lagi, seketika langsung terbuka lebar-lebar ketika mendengar pernyataan suaminya. Ia langsung berusaha menegakkan tubuhnya dengan susah payah.

Miris sekali, bahkan ditengah rasa syok yang sedang Ara alami saat ini, ia merasa sudah seperti kura-kura yang sedang berusaha membalik badannya, dari yang terlentang menjadi tengkurap. Pernah tahu kan gimana susah nya? Untungnya, sebagai suami yang sangat perhatian—meski masih tetap tertawa—Azkha dengan sigap membantu tubuh gendut Ara untuk bangkit. Menata beberapa bantal di sandaran kursi, agar Ara bisa bersandar dengan lebih nyaman.

"Kamu kok gak bangunin aku pagi, sih, Mas!" protes Ara dengan bibir mengerucut sebal.

"Seingat saya, tadi itu ada orang bilang ini masih pagi dan menolak untuk dibangunkan," sindir Azkha dengan nada yang dibuat-buat. Ia sengaja ingin menggoda istrinya pagi ini.

SUAMI UNTUK ARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang