•53•|Malam penuh kebahagiaan

2.9K 167 32
                                    

Ayo dong gais, masa votenya menurun:((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ayo dong gais, masa votenya menurun:((

Pliss vote cerita ini biar aku semangat post bab baru😭

"Sejak kapan, Mas?"ucap Ara setelah beberapa detik hanya mampu berdiam diri sembari memandangi ruangan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sejak kapan, Mas?"ucap Ara setelah beberapa detik hanya mampu berdiam diri sembari memandangi ruangan ini.

Ia yakin, yang baru saja membuka pintu ruangan ini adalah suaminya. Meski pria itu juga belum mengeluarkan suara satu kalimat pun, Ara sudah bisa menebak melalui aroma parfum yang tidak pernah berubah sejak enam tahun lalu.

"Sejak saya menikah sama kamu."

Ara langsung menoleh cepat pada suaminya. Really? Ucapnya dalam hati dengan perasaan kesal.

"Hampir sembilan bulan lalu dan aku baru tahu sekarang?!" Ara menyeru tidak terima.

"Saya bahkan tidak berniat buat kasih tau kamu, tapi karena sudah terlanjur tahu. Ya ... inilah hasilnya."

Azkha berjalan lebih dekat ke arah tembok. Di sana sudah ada puluhan atau bahkan ratusan foto Ara dengan berbagai pose-yang kebanyakan diambil secara candid-digantung dengan epik di tali rami.

Dia memandangi satu per satu foto istrinya dengan senyum tipis menghiasi bibir. Sejak menikah dengan Ara, Azkha menjadi sering bolak-balik Ibukota dan pesantren, setiap akhir pekan.

Dia selalu menghabiskan waktunya di Ibukota untuk melihat istrinya dari jauh dan untuk mengabadikan momen itu, ia selalu memotretnya dengan kamera ponsel maupun kamera Fujifilm mirorless miliknya.

Memang merepotkan dan menambah pembengkakan biaya, tapi Azkha tetap melakukannya demi bisa melihat istrinya baik-baik saja.

"Sini, Ra," panggil Azkha agar istrinya bisa mendekat.

Ara pun mengikuti perintah suaminya dengan senang hati. Deras air mata sudah berhasil membasahi pipi tembam nya, sejak tadi. Ia bahkan sudah tidak sanggup berkata-kata untuk mendeskripsikan betapa bahagianya seorang Arabella Maheswari. Bahkan ia juga sudah tidak lagi memikirkan masalah kehamilannya yang sempat membuatnya setres seharian.

SUAMI UNTUK ARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang