•30•|Terbongkar

4.5K 236 59
                                    

Para penonton wkwkw bapak bapak ibu ibu semua yang ada disini🤣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Para penonton wkwkw bapak bapak ibu ibu semua yang ada disini🤣

Gimana gimana part kemarin? Yang belum vote bab sebelum sebelumnya, plis vote, bab ini juga harus vote! Gamau tauuu☹️

So, twrimakasih buat yanf sudah hadir wkwkw dan selamatmembaca, siap siap bonbardir komen dong wkwkw

Ini part spesial dikit karena di Arazkha satu mereka bab 30 udah tamat wkwkw di bab ini justu peejalanan AraZkha baru aja dimulai😝

Setelah ini bakalan ada life after marriage yang sesungguhnya🤣versi arazkha tentunya.

Gas!!! Vote dan ramaikan komen juga, jangan aksih kendor🔥🔥🔥🔥

Gas!!! Vote dan ramaikan komen juga, jangan aksih kendor🔥🔥🔥🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pa ... Pa?" Ara meringis, miris.

Tamat sudah riwayat seorang Arabella Maheswari, teman-teman. Ia melirik bantal sofa yang sengaja ia lempar saat mendengar suara Azkha tadi, ternyata bantal itu sudah ada di tangan Mahesa!

Tolong jangan bilang kalau ... Bantal itu kena Papanya sendiri?!

Kemudian pandangannya beralih pada mantan kyai dan umi nya saat di pondok dulu. Abah Rahm noan dan Ummah Zahra juga berdiri di sebelah Mahes dengan ekspresi kagetnya yang kentara. Bahkan saking syok-nya, Ummah sampai tidak berkedip sama sekali. Di sebelah mereka, tentu saja ada pria kebanggaan semua umat di keluarga ini. Nazriel Azkha Barra, si pak haji ala-ala, sedang menatapnya dengan sorot mata tenang tapi mengandung banyak arti.

"Hehehe, Assalamu'alaikum, Abah, Ummah. Long time no see you, guys!"

Garing. Sangat-sangat garing atau justru terdengar mengerikan—bahkan untuk telinga Ara sendiri.

Kalau tadi Azkha yang menegur cara bicaranya, sekarang gantian Mahes. "Language, Ra!"

"O, iya, sorry, Pa." Dengan cepat Ara menghampiri Abah Rahman dan Ummah, lalu menyalimi dua orang tersebut dengan sopan. Terpaksa, demi memperbaiki citra buruknya. Sudah kepalang malu duluan.

SUAMI UNTUK ARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang