☘️ Happy Reading ☘️
Wang Yibo merasakan semangat baru setelah pagi itu Xiao Zhan mengeluarkan perkataan yang seolah mengundangnya lagi untuk datang. Dia pun datang ke kantor periklanan seperti biasanya, bahkan melakukan pekerjaan tanpa banyak tanya.
Sampai-sampai Ji Li sedikit heran melihat temannya tidak semasam dan sebawel biasanya. Roman wajah pemuda itu terlihat tenang dan berseri-seri.Sambil mengerutkan kening, Ji Li melongok lewat batas meja mereka.
“Yibo?” ia setengah berbisik.
Pemuda yang sedang mengerjakan laporan, sekilas mengalihkan tatapan dari layar komputer. “Kenapa kau berbisik-bisik?” fokusnya kembali menatap layar.
Ji Li sedikit mendecak. “Eh, apa kau baru dapat hadiah undian? Kenapa kelihatannya senang sekali?”
“Bayar dulu, baru aku beri tahu.”
“Yang benar saja,” Ji Li menggerutu dan kembali duduk, perlahan ia menggeser tempat duduknya ke dekat meja Wang Yibo. Ballpoin yang ia pegang mengetuk pelan sisi meja pemuda itu. “Heh, apa kau sudah berhasil mendekati pelukis terkenal itu?”
Wang Yibo melemparkan kerlingan menggoda. “Menurutmu?” ia balik bertanya.
“Jadi kau sudah mengenalnya?” Ji Li membelalakkan mata.
“Aku memang sudah mengenalnya,” jawab Yibo, lantas menghentikan kegiatannya membuat laporan, menghempaskan punggung pada sandaran kursi. “Tapi belum mendapatkan hatinya,” ia melanjutkan.
Seringai menggoda Ji Li tercipta di sudut bibir. “Kau harus sabar, Kawan. Sosok seperti dia tidak bisa dengan mudah kau dapatkan. Justru semakin susah didapatkan semakin spesial dirinya bagimu.”
Yibo menatap curiga. “Sejak kapan kau jadi pakar cinta?”
“Sejak kau bilang mau mendekati pelukis manis itu,” Ji Li kembali menyeringai dan sedikit mencondongkan tubuh. “Kau belum mengetahui tentang dirinya sama sekali?”
Sesaat Wang Yibo teringat file yang ia temukan di panti asuhan. Namun ia tidak bermaksud mengatakan hal itu pada siapapun. Dia yakin, tidak ada yang tahu sosok Xiao Zhan dulunya seperti apa. Bahkan dia pun masih merencanakan untuk mencari tahu.
Setiap orang pasti punya masa lalu dan ia tidak ingin mengungkap hal sensitif seseorang pada orang lain. Banyak individu yang menyembunyikan masa lalu mereka bahkan ingin melupakannya. Walau kadang masa lalu akan selalu membayangi masa sekarang, bahkan mungkin sampai seterusnya.“Heh! Kenapa kau malah melamun?” lagi Ji Li menautkan dua alis.
Sesaat menghembuskan nafas, Yibo kembali pada pekerjaannya. “Aku belum tahu apapun. Sekarang ini, hanya ingin mendekatinya terlebih dulu,” ia menjawab.
Ji Li manggut-manggut. Ia segera kembali menggeser kursi ke depan mejanya sendiri waktu mendengar deheman keras.
“Tidak diperbolehkan bergunjing disaat sedang bekerja!” suara stereo itu menyusul setelah deheman yang membuat semua karyawan di ruangan itu kebat kebit.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...