☘️ Happy Reading ☘️
Selama Xiao Zhan berkonsultasi dan berusaha memastikan perasaannya, Yibo disibukkan dengan masuknya berita serta mengagendakan berbagai jadwal. Kini dia harus memantau tugas harian para wartawan, mengarahkan dan membina reporter dalam mencari berita. Dia pun harus melakukan komunikasi setiap saat kepada para redaktur dan wartawan itu sendiri.
Rencana seminar yang akan diadakan oleh Daily People’s juga membuatnya harus memeras otak, sebagai penanggungjawab ia harus mempersiapkan semuanya. Kesibukan barunya membuat ia sekarang harus berangkat pagi pulang malam.
Entah kenapa dia sedikit menyesali keadaannya sekarang, kesibukan yang menguras waktu. Dia pun hanya bisa menelepon Xiao Zhan setiap saat untuk memastikan keadaannya. Tanggungjawab yang dibebankan dokter muda itu padanya membuatnya harus lebih bisa mengatur waktu.
Akhir pekan yang dimanfaatkan Daily People’s untuk mengadakan seminar antar sesama wartawan, reporter dan fotografer itu sudah berjalan setengah hari. Diadakan di salah satu ruangan khusus lantai lima gedung Daily People’s.
Dipadati kedatangan dari berbagai pihak yang mengikuti pembelajaran, bagaimana mengawali karir menjadi seorang wartawan, berbagi ilmu dan pengalaman. Saling mengenal dan berinteraksi untuk menambah teman.
Yibo terlihat duduk di salah satu sudut kursi jajaran direksi, menatap bosan pada pembicara di depan. Sewaktu acara mulai diisi dengan tanya jawab dan interaksi dua arah, akhirnya ia beranjak bangkit dan keluar dari ruangan. Sebenarnya tugasnya hanya tinggal mengawasi kelancaran acara, dia bisa saja meninggalkan seminar yang tinggal beberapa jam lagi.
Sambil memandangi langit siang menjelang sore yang sedikit cerah, Yibo berdiri di depan dinding kaca dan menekan satu nama dari layar ponselnya. Dengan memasukkan satu tangan ke dalam saku, ia menunggu suara monoton yang menyentuh gendang telinga sampai satu suara merdu menggantikan bunyi membosankan tersebut.
“Halo..”
Wang Yibo tersenyum. “Kau sibuk?”
“Aku di studio,” jawaban Xiao Zhan terdengar.
“Masih lama?”
“Mm, tinggal sedikit. Aku menyelesaikan lukisanmu.”
“Oh ya?” Yibo kembali mengulas senyum. “Aku jadi ingin segera melihatnya. Kau akan langsung pulang?”
Xiao Zhan yang tengah menggoreskan kuasnya sekilas melirik jam di dinding. “Mungkin dua jam lagi,” ia menjawab.
“Aku masih ada seminar, kabari aku kalau sudah tiba di apartemen.”
“Baiklah.”
Yibo menutup panggilan, sekilas melirik jam tangan.
Sepertinya hari ini aku tidak sempat memasak makanan untuknya..
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...