Blossoms 20

756 119 20
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

Hujan yang mulai turun, membasahi setiap pucuk daun dan kelopak bunga, setetes demi setetes membawa kesejukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hujan yang mulai turun, membasahi setiap pucuk daun dan kelopak bunga, setetes demi setetes membawa kesejukan. Bunyi yang seakan bernada itu menyentuh atap studio, menemani kebisuan dua orang di dalamnya yang dilanda kegalauan.
Xiao Zhan semakin tak menentu melihat dokter muda itu hanya diam dan menundukkan kepala.

Dia menyukai Vin, itu sudah jelas karena bertahun-tahun ini selalu mendampinginya. Dirinya dijaga bagai boneka kaca yang tidak bisa disentuh orang lain. Ia merasakan kenyamanan bersamanya, terbiasa dengan sikap dan penjagaannya hingga ia juga berpikir tidak membutuhkan siapapun lagi dalam hidupnya.

Tapi kemunculan Wang Yibo yang tiba-tiba, mendekati dan mencoba memasuki kehidupannya membuat dirinya merasakan sesuatu yang lain. Dia sendiri bahkan bingung seperti apa perasaannya kini. Namun yang pasti dia merasa berbeda disaat bersama Wang Yibo.

Xiao Zhan berpaling merasakan kedua tangannya kini digenggam erat, kuas di tangannya ditarik oleh Vin yang ia letakkan ke atas meja. Ia menatap mata yang kini balas menatapnya. Sinar mata itu tetap menunjukkan kelembutan, namun selarik sinar luka dan kecewa kini menyertai tatapan tersebut.

“Vin..” hatinya mendadak terasa sakit melihat senyuman Vin yang tersungging.

Dokter muda itu menampilkan senyuman seperti biasanya setelah beberapa menit ia menguasai hati yang seakan teriris.

“Tidak apa-apa, Zhan. Kalau kau merasa ingin bersamanya, aku tidak akan melarangmu. Aku bahagia jika kau juga bahagia dengannya,” telapaknya membelai pipi Xiao Zhan.

Pria manis itu tidak sanggup melihat kesedihan di wajah Vin, sosok yang selama ini selalu berusaha memberikan kebahagiaan padanya.

“Tidak, Vin,” kepalanya menggeleng. “Aku akan tetap bersamamu, maafkan aku..”

Vin menarik bahu kecil ke dalam pelukannya, tanpa terasa sudut matanya meneteskan air hangat namun ia segera menghapusnya.

“Tidak perlu minta maaf, kau tidak bersalah,” ia mengusap kepala Xiao Zhan, merasakan kedua lengan pria itu memeluknya dengan erat.

Lagi Xiao Zhan menggelengkan kepala sambil melingkarkan tangannya.

“Aku menyayangimu, Vin. Maafkan aku, jangan tinggalkan aku..” lagi-lagi ia bergumam penuh penyesalan.

Vin memejamkan mata dan terus mengusap punggung serta kepala Xiao Zhan.

Sekian menit mereka berpelukan diiringi suara hujan yang semakin deras menerpa atap. Jendela yang terbuka menghembuskan angin dingin menerpa kedua tubuh yang saling memeluk.

Perlahan Vin melepas pelukan, diam-diam mengusap bawah mata. Bibirnya bergerak membentuk senyuman lantas menatap wajah manis yang matanya nampak berkaca-kaca.

“Hei, apa yang kau tangisi?” ia berkata lembut dan mengusap sudut mata Xiao Zhan. “Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, kau bisa menemuiku kapan saja,” senyumnya terulas makin lebar.

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang