🌸 Happy Reading 🌸
Setengah mendengus, Wang Yibo kembali menghempaskan pantat di kursi kerja disertai wajah masam. Dia tidak menyangka hari ini akan mendapatkan kekesalan seperti tadi. Setiap niatnya selalu saja terhalang oleh laki-laki perlente bernama Vin.
Apalagi laki-laki itu memiliki peluang lebih banyak untuk mendekati Xiao Zhan mengingat statusnya yang jelas sekali berhubungan dengan keluarga besar pria manis tersebut.Dia menjadi sangat penasaran tentang laki-laki itu karena bagaimanapun ia merasa akan bersaing dengannya untuk mendapatkan Xiao Zhan. Sambil menunggu komputernya menyala, ia membuka ponsel dan melihat lagi foto profil Xiao Zhan.
“Harusnya aku meminta foto dia yang lain,” gumamnya sambil memasang senyum.
Dia melirik layar komputer yang sudah menyala dan membuka halaman Google. Seperti sebelumnya waktu mencari profil Xiao Zhan, kini ia mencari sosok Vin dalam internet walaupun banyak bermunculan nama lain di belakangnya karena ia tidak tahu nama belakang dokter itu.
Namun akhirnya ia menemukannya.dr. Vin Zhang.
Seorang dokter umum yang mempunyai klinik pribadi bernama Prevent Health Care berada di Youdian Rd.
Dia juga bertugas di rumah sakit Health Life Hospital di jalan PingYuan.
Semua profilnya sangat lengkap dengan kota kelahiran dan tanggal lahir. Usia dan sekolah dimana ia mengenyam pendidikan di universitas kedokteran ternama di kota Hangzhou. Dilengkapi satu fotonya dalam tampilan elegan dan jelas begitu tampan.
Dalam sekali lihat saja, ia merasa dirinya menjadi orang kecil dibanding semua info tentang ketenaran Vin Zhang dengan titlenya yang membanggakan.
“Sangat menyebalkan,” desis Yibo sambil melenggang ke arah pantry dan membuat satu cangkir kopi.
Saat kembali, ia melihat Ji Li sedang bersandar ke sisi mejanya sambil memegang cangkir kopi. Punggungnya sedikit condong dan ikut melihat yang ada di layar komputer.
“Siapa lagi yang kau cari? dr. Vin Zhang?”
“Hmm,” Yibo bergumam malas dan kembali menempati kursi putar.
“Apa ada hubungannya dengan pria manismu?” Ji Li menaikkan sebelah alis.
“Dia sainganku,” jawab Yibo ketus.
“Apa?” Ji Li nyaris tersedak kopi. “Kau tidak salah?”
Wang Yibo mendecih sebal mendapati ekspresi temannya. Ia meniup kepulan uap dari kopi yang baru saja ia buat.
Sambil menggeleng-gelengkan kepala, Ji Li merasa ikut prihatin melihat kondisi temannya yang terlihat menderita.
“Kau menyerah saja, Kawan. Sainganmu sangat berat,” ia berkata dramatis.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...