Blossoms 33

576 105 19
                                    

☘️ Happy Reading ☘️

Satu masalah akan selalu selesai tapi tidak semua hal mengikuti berakhirnya masalah lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu masalah akan selalu selesai tapi tidak semua hal mengikuti berakhirnya masalah lain.

Terutama masalah hati.

Setelah konferensi pers itu menenangkan semua pihak, menjelang sore Wang Yibo bermaksud mendatangi kembali tempat Xiao Zhan. Dia hanya ingin pria manis itu tidak terus-terusan menyalahkannya. Berbekal kepercayaan diri dan perasaan cintanya, ia pun menuju unit 1005. Menekan bel sambil melirik jam tangan.

5.00 PM.

Tak lama kemudian, pintu terbuka dan lagi-lagi ia melihat wajah Vin. Namun yang membuatnya mengerutkan kening karena dokter muda itu sudah dalam setelan siap pergi. Ia pun melihat ekspresi Vin sedikit rumit.

“Kau baru mau pulang?” Yibo melangkah masuk setelah dipersilahkan.

“Hmm, kami akan pergi,” Vin menyahut seraya membenahi mantel panjangnya.

Yibo berpaling, memasang ekspresi bingung.

“Kami?” ia bergumam, setengah bertanya.

Sebelum Vin sempat menjawab, ia melihat Xiao Zhan keluar dari pintu kamar, juga sudah lengkap dengan setelan rapi berbalut mantel dan menenteng tas agak besar.

Mata bening Xiao Zhan melebar melihat kekasihnya berdiri di dekat sofa. Garis wajahnya sedikit mengeras, sorot mata yang dipenuhi kekecewaan dan kesedihan. Meski ia sudah melihat sendiri konferensi pers yang diadakan langsung serta permintaan maaf secara terbuka di depan umum, namun ia masih belum bisa menerima pemuda yang secara tidak langsung penyebab dari timbulnya masalah sekarang.

“Zhan, kau mau kemana?”

Yibo mendadak ketakutan melihat Xiao Zhan yang jelas sekali kelihatan berniat meninggalkan apartemen.

Xiao Zhan sama sekali tidak menanggapi pertanyaan Yibo. Ia hanya meneruskan langkah menghampiri Vin yang berdiri di dekat stand hanger.

Wang Yibo melemparkan tatapan penuh tanya pada dokter muda yang balas menatapnya.

“Xiao Zhan akan kembali ke rumah orangtuanya,” akhirnya Vin menjawab sambil melirik ke arah Xiao Zhan.

Sedikit tergesa Yibo mendekat dan meraih tangan kekasihnya.

“Zhan, jangan pergi, dengarkan aku. Aku benar-benar minta maaf, tolong jangan tinggalkan aku.”

“Lepaskan aku.”

Xiao Zhan berusaha menarik tangannya, namun tentu saja Yibo tidak semudah itu melepasnya.

“Aku akan menerima apapun hukuman darimu, tapi jangan pernah meninggalkanku. Apa kau akan melepas hubungan kita begitu saja?” bantah Yibo.

“Aku tidak ingin bertemu lagi denganmu, aku sudah tidak bisa mempercayaimu,” Xiao Zhan masih terus berusaha melepaskan pegangan di tangannya. Ia menatap pemuda di depan dengan kemarahan yang masih menguasai hati.

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang