🌸 Happy Reading 🌸
Perpisahan adalah hal yang menyakitkan meskipun itu hanya sebentar. Dan itu yang dirasakan Xiao Zhan saat ini.
10.30 PM.
Keduanya tiba di apartemen setelah menghabiskan waktu dengan bercengkerama di kafe tepi kanal sambil menikmati suasana malam.
Xiao Zhan merasakan kesedihan yang mendalam waktu melihat lambaian tangan Wang Yibo di depan pintunya. Pemuda itu bilang padanya agar ia segera beristirahat. Tapi entah kenapa dia tidak yakin bisa tidur tanpa kehadiran dan pelukan Yibo. Setelah mandi dan berganti pakaian santai, Xiao Zhan berharap untuk bisa memejamkan mata. Padahal tadi waktu perjalanan pulang ia merasakan lelah dan kantuk sampai tertidur di mobil. Tapi kini setelah semuanya siap dan ia menginginkan untuk tidur, matanya sama sekali tidak bisa terpejam.
Sesaat ia berniat menyalakan televisi dan player, namun mendadak ia teringat kalau pemuda itu tidak suka ia menonton film seperti itu. Xiao Zhan pun membatalkan niatnya dan hanya berbaring gelisah di sofa ruangan. Benaknya terus membayangkan waktu seharian penuh yang mereka lewati. Penuh kebahagiaan. Penuh canda dan tawa. Sehari itu mereka seakan melepaskan diri dari semua beban dan masalah yang menghimpit.
Namun akhirnya mereka tetap terpisah walau cuma terhalang dinding apartemen. Tapi sekecil apapun jarak diantara mereka, seolah menumbuhkan kesepian yang tak terkira. Menimbulkan kerinduan yang terus menginginkan mereka untuk bersama, dan perasaan yang dirasakan Xiao Zhan bukan hanya olehnya, karena hanya selang tiga puluh menit dari kegelisahan yang melanda, ponselnya berbunyi memperlihatkan satu chat.
Dadanya berdebar waktu melihat dari siapa chat malam itu terkirim padanya.
[Kau sudah tidur?]
Wang Yibo menanyakan sesuatu yang mustahil dijawab jika ternyata ia benar-benar sudah tertidur.
Xiao Zhan bangkit dan duduk bersandar untuk membalas pesan.
[Aku tidak bisa tidur]
Satu balasan dengan cepat kembali masuk ke nomornya.
[Aku boleh ke tempatmu?]
[Aku tunggu]
Xiao Zhan menghitung waktu, hanya semenit berlalu bel apartemennya berbunyi. Langkahnya bergegas menghampiri dan membuka pintu.
Yibo memakai mantel panjang untuk melapisi pakaian santai yang membalut tubuhnya.
“Kenapa kau belum tidur? Aku lihat tadi kau lelah sekali,” ia berkata sambil melangkah masuk.
“Bukankah kau juga belum tertidur setelah seharian tanpa memejamkan mata?” balas Xiao Zhan.
Wang Yibo sekilas menatap.
“Aku memikirkanmu,” ia melepas mantel dan melangkah ke arah jendela yang gordennya dibiarkan terbuka.
Langkah Xiao Zhan perlahan mendekat. “Apa kau percaya kalau aku bilang, aku juga memikirkanmu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...