🌸 Happy Reading 🌸
Angin berhembus menggoyangkan bunga sakura yang merontokkan sebagian bunganya. Diantara turunnya bunga dan sebagian yang melayang tersapu angin, Xiao Zhan berdiri terpaku sambil menatap satu cincin yang bersinar dalam kotak kecil. Rambut depannya bergerak-gerak terkena belaian angin yang menyapa wajah. Dia masih tak percaya dengan semua yang dilakukan pemuda itu. Perasaannya saat ini begitu campur aduk. Namun intinya ia merasakan kebahagiaan tak terkira.
Tanpa menunggu permintaan kedua kali, ia menganggukkan kepala. Bibirnya mengulas senyum bahagia. Matanya mulai berkaca-kaca ketika Wang Yibo memasangkan cincin putih itu di jarinya. Dia segera berlutut di depan si pemuda untuk menyamakan posisi dan melingkarkan kedua lengannya memeluk leher Yibo.
“Aku menyayangimu...”
“Aku juga menyayangimu,” Wang Yibo memeluk erat-erat tubuh ramping itu ke dalam rengkuhan lengannya.
Beberapa saat setelah tenggelam dalam pelukan erat, mereka pun melepaskan diri.
Yibo mengusap bawah mata Xiao Zhan yang sempat dibasahi airmata.
“Bukan waktunya untuk mengeluarkan airmata,” ucapnya lembut, mengecup kelopak mata itu perlahan.
Xiao Zhan menggumam lantas ikut pemuda itu menduduki tikar.
Wang Yibo membuka kotak makanan.
“Aku membelinya di kafe ujung sana, Xiayinju Tea House. Tadinya aku ingin mengajakmu langsung kesana, tapi sesekali sepertinya menyenangkan makan seperti ini. Kau tidak keberatan?”
“Aku justru lebih senang suasana begini, rasanya sangat luar biasa,” Xiao Zhan tersenyum lebar.
“Syukurlah, aku sudah takut kau tidak terbiasa.”
“Aku menyukaimu yang seperti ini,” Xiao Zhan mendekat dan mendaratkan kecupan ringan di pipi Yibo.
“Aku jadi ingin cepat-cepat pulang,” Yibo tertawa bahagia.
Xiao Zhan hanya ikut menyambut kebahagiaan itu dengan senyum lebar, hingga keduanya kini menikmati santap malam yang disiapkan Wang Yibo.
Di bawah naungan pohon sakura, ditemani lampu taman yang mulai menyala dan hembusan angin yang menerpa. Keduanya seolah tidak terganggu oleh beberapa orang yang lewat dan hanya melirik sekilas pada mereka. Entah berapa lama waktu berlalu, keduanya seolah tidak mau beranjak dari tempat itu. Kini mereka menikmati sampanye yang menghangatkan tubuh.
“Kau hanya boleh minum segelas kecil ini,” Yibo menuang sampanye ke dalam gelas goblet ukuran kecil dan ia sodorkan pada Xiao Zhan.
“Tapi ini tidak terasa, Yibo.”
“Tidak. Aku sekarang tidak mengizinkanmu minum lebih dari ini,” Yibo menjauhkan botol sampanye.
Walau sedikit merengut, namun Xiao Zhan mengikuti keinginan kekasihnya. Dia pun menyesap isi gelas pelan-pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...