☘️ Happy Reading ☘️
Tiada hari tanpa membayangkan orang yang kau cintai disaat sedang jatuh cinta.
Itu mungkin yang selalu dikatakan para pecinta saat dimabuk cinta. Dan itulah yang dirasakan Wang Yibo. Meski baru tadi malam ia bertemu tapi keinginannya untuk kembali menemuinya tak bisa ia cegah. Sebenarnya ia merasa sedikit was-was karena ciuman mereka yang cukup memabukkan, namun ia masih ingin menemuinya. Ia yakin dirinya bisa menahan untuk tidak berbuat lebih karena Xiao Zhan masih sedikit menahan takut.
Tak mudah untuk menuangkan perasaannya dalam sebuah kata cinta, tetapi ia bisa menunjukkan bahwa dirinya menyayangi Xiao Zhan dalam bentuk apapun. Diawali dari pandangan pertama yang langsung membuatnya jatuh cinta, berlanjut pertemuan rutin yang ia usahakan setiap hari hingga bisa mendekati dan masuk ke dalam hidup Xiao Zhan.
Meskipun mereka sempat bermasalah karena ketidaktahuan namun akhirnya bisa kembali bersama dalam keadaan yang lebih baik. Kini dia pun seakan sudah tidak mempunyai tujuan lain lagi selain ingin berdekatan dengan pujaan hati.
Setelah semua pekerjaannya selesai, ia pun bergegas pulang. Begitu tergesa keluar dari gedung Daily People’s dan menghampiri mobilnya. Selama berkendara membelah jalanan sore hari, ia sudah membayangkan akan memasak makan malam istimewa. Bahkan ia sudah membeli banyak bahan mentah pada saat istirahat siang.
Setelah sekian menit ia melajukan MPV abu di jalanan padat, berbaur dengan kendaraan lain yang sama-sama pulang dari pekerjaan, akhirnya ia memarkirkan mobil di parkiran basement. Sambil membuka pintu sekilas ia melirik jam tangan.
6.00 PM.
“Masih ada waktu,” gumamnya.
Wang Yibo melangkah melewati pintu kaca, menunggu lift turun sambil menenteng tas plastik. Sepuluh menit kemudian, ia sudah membuka pintu unitnya sendiri. Menyempatkan untuk mandi dan berganti pakaian serta menyemprotkan parfum. Diiringi senyuman manis ia melangkah dengan percaya diri ke tempat Xiao Zhan. Seperti biasa memijit bel, menunggu agak lama sampai pintu terbuka.
“Halo, Zhan..” ia menyapa saat pria manis itu berdiri di hadapannya.
Tidak tahu kenapa ia merasa ada sesuatu karena melihat Xiao Zhan sedikit berbeda. Bibirnya terbuka hendak bertanya waktu satu sosok tampan muncul di belakang pria manis itu. Dia pun mengerti kenapa Xiao Zhan terlihat canggung. Vin berdiri dan memandang ke arahnya, menampilkan senyuman ramah dan bersahabat.
“Wang Yibo, masuklah,” ia berkata tulus.
Sekilas Yibo melirik Xiao Zhan yang hanya diam namun memundurkan langkah dan memberi jalan. Dia pun melangkah masuk walau dalam hati mulai tidak menentu. Dia seakan menjadi orang ketiga yang memasuki kebersamaan dua orang di depannya. Tatapannya berpindah-pindah menatap dua orang yang menampilkan sikap dan ekspresi berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...