Blossoms 38 (End)

1.4K 147 59
                                    

🌸 Happy Reading 🌸

Setelah seharian bercengkerama dengan keluarga besar Xiao Zhan, Wang Yibo kini memarkir mobil di depan rumah barunya di kawasan Yuanzheng Lingfeng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah seharian bercengkerama dengan keluarga besar Xiao Zhan, Wang Yibo kini memarkir mobil di depan rumah barunya di kawasan Yuanzheng Lingfeng.

Mereka tiba saat malam menjelang.

Xiao Zhan menatap takjub suasana di luar yang damai dengan deretan lampu jalan menyinari. Lingkungannya begitu asri dan sejuk, nuansa hijau dengan rerumputan serta pohon yang sedikit kering karena cuaca. Kini ia mengamati luar rumah yang dipasangi dua lampu hias yang menempel di dinding.

Pemuda tampan itu menarik tangannya memasuki pintu yang sudah terbuka. Matanya kembali menatap berkeliling, menyapu seluruh ruangan. Semua interior di dalam serta warna-warna yang menghiasi, semua hampir mengikuti seleranya. Atmosfer hangat menyelimuti rumah yang sebagian dindingnya dipasangi wallpaper motif abstrak warna krem. Lampu kristal yang berkilau, sofa warna krem dipenuhi bantal persegi, lemari hias, lemari buku di sudut ruangan. Di salah satu sudut terdapat pohon sakura dalam pot besar. Bunganya yang pink begitu cantik menghias ruangan.

Tanaman hias dan tanaman hidup lainnya juga memenuhi seluruh rumah. Namun ia tertarik pada satu pot bunga Lavender di dekat jendela ruangan tengah. Sementara satu set sofa sudut ikut menempati ruangan berhadapan dengan tungku perapian yang kini sedang dinyalakan Wang Yibo.

"Kau menyukainya?" Yibo bertanya setelah menyalakan api.

"Suka... Sangat suka," Xiao Zhan menjawab penuh keharuan.

Ia berdiri di dekat jendela yang dipasangi Vertical Blind elektrik warna putih. Menatap pohon Yulan Magnolia yang bergerak-gerak tertiup angin.

"Aku senang kau menyukainya," Wang Yibo mendekat dan melingkarkan kedua tangan pada pinggang Xiao Zhan. Pelan ia berbisik di dekat telinga.

"Akhirnya impianku tercapai, kita bisa menempati rumah ini."

"Kau benar-benar membahagiakanku. Aku tidak tahu harus berkata apa," Xiao Zhan hanya bisa memegangi lengan yang memeluk pinggangnya.

"Tidak perlu berkata-kata, cukup kau berikan kasih sayangmu padaku."

Perlahan berbalik, Xiao Zhan menghadap kekasihnya yang semakin terlihat tampan.

"Aku selalu menyayangimu," ia bergumam, lembut mengusap pipi Yibo.

Pemuda tampan itu tersenyum. Ia mulai mencium lembut bibir pink Xiao Zhan yang membalasnya. Sebelah tangan bergerak ke belakang leher sementara yang satu bergerak menekan tombol otomatis, membuat penutup jendela tertutup sendiri.

Keduanya hanyut dalam ciuman hangat dan lembut, begitu menghayati rasa yang kembali mereka raih. Kedua bibir mereka terus saling membelit, menumbuhkan rasa lain yang menuntut. Yibo kini menelusuri leher jenjang yang begitu halus dan wangi. Mencium dan menjilat penuh gairah, membuat Xiao Zhan memejamkan rapat-rapat mata beningnya.

𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang