🌸 Happy Reading 🌸
Sejak malam mereka makan berdua, dua hari selanjutnya Wang Yibo sedikit sibuk dan tak sempat mengunjungi Xiao Zhan. Dia tidak mengetahui perubahan pria manis yang kini mulai dilanda kegalauan.
Setelah acara kencan tidak resmi itu, dan ciuman singkat yang walau hanya sesaat namun bagi Xiao Zhan semuanya terasa berbeda. Bahkan malam itu ia nyaris tidak bisa tidur. Perasaannya sangat gelisah dan ia merasakan keinginan untuk terus bersama pemuda itu. Diam-diam ia terus berharap Wang Yibo akan kembali mengunjunginya, namun pemuda itu sangat sibuk. Meskipun Yibo suka mengirim chat padanya disaat senggang.
Pria manis yang sedikit berbeda itu diam-diam dirasakan oleh Vin. Sosok yang sudah begitu akrab dengan perubahan sekecil apapun dari Xiao Zhan. Terus terang bagi Vin semuanya sangat dilema. Ia menginginkan Xiao Zhan hidup dengan normal tanpa ada lagi perasaan cemas dan takut, namun ia juga tidak ingin kehilangan pria manis itu.
Sementara hal yang justru membuat Xiao Zhan terlihat berbeda adalah sosok pemuda yang semakin hari ia perhatikan semakin akrab dengan sosok manis yang seolah mereka perebutkan. Sedangkan ia tahu, selama ini pemuda itu mencintai Xiao Zhan.
Dalam hal ini akhirnya Vin memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun sementara waktu. Dia ingin melihat sampai dimana kedekatan mereka dan sejauh mana perubahan Xiao Zhan. Namun ia tetap menghubungi Xiao Zhan setiap hari, bahkan menyempatkan untuk datang berkunjung atau sekedar menjemput.
Dua hari berlalu, sore itu Wang Yibo bergegas pulang karena merencanakan untuk ke tempat Xiao Zhan. Dia sengaja tidak memberitahu, hanya ingin mendatangi sosok yang ia rindukan. Tidak bertemu selama beberapa hari, dia tidak tahu apa yang dipikirkan pria itu, namun yang pasti ia merasakan kerinduan yang menggebu.
Tanpa berganti pakaian, hanya melempar tas dan mantel ke atas sofa, ia kembali keluar dari unitnya dan mendekati unit Xiao Zhan. Sesaat ia berdiri di dekat pintu dan menempelkan telinga pada daun pintu. Entah kenapa ia seolah mendengar suara obrolan samar. Seperti suara televisi.
“Sejak kapan ia suka menyalakan televisi?” gumamnya heran, lantas menekan bel pintu.
Semenit kemudian, ia melihat ekspresi Xiao Zhan yang kaget melihat kedatangannya. Namun pria manis itu mundur dan membuka pintu.
Lagi-lagi Wang Yibo terheran-heran melihat sikapnya. Dia pun menatap pada layar televisi besar yang menampilkan cerita drama. Sekian detik matanya melebar dan kembali mengalihkan tatapan pada Xiao Zhan. Jari kanannya menunjuk ke arah televisi sambil berkata tak percaya.
“Sejak kapan kau menyalakan televisi dan menonton drama?” suaranya sedikit khawatir. Dia hanya tidak mau kejadian seperti waktu itu terulang. Langkahnya mendekat ke arah sofa dan meraih remote untuk mematikan televisi.
“Jangan!”
Seruan Xiao Zhan membuatnya berpaling.
Xiao Zhan kini menghampiri dan mengambil remote dari tangan si pemuda. “Jangan dimatikan,” pelan ia bergumam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...