🌸 Happy Reading 🌸
Wang Yibo merasakan dunianya seakan berhenti berputar, keputusasaan melandanya dan hatinya begitu pedih dan sakit. Dia kini terduduk tanpa harapan di kursi putar, menatap hampa pada foto Xiao Zhan yang ia jadikan wallpaper komputer.
Ji Li yang berdiri di dekat meja menatapnya khawatir, merasa prihatin atas nasib cinta temannya. Dia juga tidak menyangka akan berita pernikahan Xiao Zhan yang tersebar. Sebenarnya ia langsung mengetahui hal itu dari dokter muda yang tiba-tiba saja mendatanginya, mengatakan bahwa Xiao Zhan akan menikah dengannya dan meminta dirinya untuk memberitahu Wang Yibo.
Awalnya ia pikir itu hanya lelucon, tapi ternyata tiga hari kemudian, berita pernikahan Xiao Zhan dengan Vin Zhang tersebar di media sosial. Akan diadakan empat hari lagi, tepat hari Minggu disaat semua pekerja libur.
Tentu saja Wang Yibo yang mengetahui hal itu merasa kiamat terjadi di depan matanya, meruntuhkan dunianya. Impiannya hancur seketika. Rumah yang sudah ia isi dengan semua perlengkapan, hanya akan menjadi kenangan tanpa cerita.
Dia benar-benar tidak menyangka, Xiao Zhan bisa melakukan hal seperti itu. Menyakiti hatinya dengan menikahi orang lain disaat ia sedang menghimpun mimpi dan keinginan. Serta langkahnya yang akan membawa pria manis itu untuk hidup bersama.
Mata yang mulai tergenangi cairan bening itu menatap buram foto Xiao Zhan, seakan tersenyum manis padanya. Foto yang selalu membuat semangatnya muncul disaat bekerja. Senyuman yang membuatnya bertekad untuk mewujudkan impian.
Namun kini, senyum manis itu seolah menertawakan dirinya yang bodoh.
Yang berani bermimpi untuk hidup bersama sosok yang jelas-jelas sudah menjauhinya dan memilih seseorang yang mungkin lebih pantas untuknya.“Yibo?” Ji Li memanggil lirih.
Dia mulai cemas melihat cairan bening dari mata hitam itu mengalir turun, membasahi pipi yang memucat.
“Biarkan aku sendiri,” terdengar jawaban pelan Yibo.
Meskipun khawatir, tapi Ji Li akhirnya keluar dari ruangan editor, meninggalkan Wang Yibo yang kini menyangga kepala dengan kedua tangan. Sikutnya menekan permukaan meja.
Kau sangat tega, Zhan. Tidakkah kenangan kita membuatmu menolak pernikahan itu?
Sudah hilangkah perasaan cintamu padaku?
Kau membuatku hancur, Zhan. Keputusanmu sangat menyakitiku..
Entah berapa lama Yibo tertunduk meratapi nasib asmaranya. Dia hanya mulai merasa kepalanya berdenyut pusing. Setelah mengangkat wajah, sekian detik ia duduk tegak dan memejamkan mata. Dia mulai mematikan komputer, mengusap bawah matanya yang dibasahi cairan bening.
Wang Yibo bangkit, memakai mantelnya kemudian beranjak keluar. Dia memutuskan untuk pulang karena merasa hari ini tidak akan bisa bekerja dengan benar. Berusaha untuk menguasai diri dan memahami keadaan, saat ini, dia harus mengambil langkah dan keputusan. Tapi sebelumnya, dia hanya ingin kebenarannya dan ia tahu kemana harus pergi dan siapa yang harus ia datangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...