☘️ Happy Reading ☘️
Yibo masih belum mengerti maksud pesan yang masuk karena dia berpikir kalau Vin sekarang masih berada di dalam apartemen Xiao Zhan. Sekian menit ia tetap berdiri sambil melipat kedua tangan di depan dada. Tatapannya menerawang seakan ingin mencari sesuatu di kejauhan, berusaha menemukan potongan hati yang terasa menghilang.
Lima belas menit berlalu, ia masih tidak beranjak dan terus tenggelam dalam lamunan sampai dering ponsel di tangannya membuat ia kaget. Seketika matanya melebar melihat nama Xiao Zhan.
Ia pun segera mengangkatnya, dan suara lirih pria manis itu diiringi isakan samar membuatnya terkesiap, dadanya langsung berdebar kencang. Ia mencengkeram kuat ponsel di tangan.
“Yibo..”
“Zhan, ada apa? Halo?”
Wang Yibo makin tak enak hati, jantungnya berdetak cepat karena perasaan khawatir. Tanpa berpikir lagi, ia melangkah lebar mendekati pintu apartemen, menguncinya dan melangkah tergesa menuju unit Xiao Zhan.
Unit 1005.
Setelah Vin meninggalkan apartemennya, Xiao Zhan merasa begitu kehilangan. Dia merasakan satu kesepian yang tidak pernah ia alami sebelumnya. Dia gelisah dan sedikit cemas. Dirinya mendadak dilanda kesedihan yang membuatnya ingin menangis.
Dia merasakan ketidakberdayaan, merasa kehilangan tanpa sebab. Ia merasa terjebak di satu suasana yang tidak menyenangkan. Merasa hidupnya begitu suram dan tanpa warna.
Xiao Zhan berusaha untuk memejamkan mata namun semuanya hanya memunculkan bayangan tanpa bentuk. Dia berusaha memelankan suara televisi dan berbaring sambil memeluk bantal namun tanpa sebab ia tiba-tiba mengeluarkan airmata. Perasaan nelangsa dan merasa dirinya hanya seorang diri tanpa siapapun membuat emosinya keluar.
Ia membutuhkan seseorang saat ini, yang bisa ia jadikan untuk menumpahkan kesedihan dan yang bisa memberinya ketenangan. Dengan gemetar ia meraih ponsel dari atas meja dan menghubungi seseorang yang ia inginkan. Namun ia tak bisa berkata-kata, hanya bisa memanggil lirih nama pemuda yang ia hubungi.
Tapi tanpa menunggu lama, bel pintunya langsung berbunyi berkali-kali. Dengan langkah pelan Xiao Zhan menghampiri pintu. Setelah terbuka, ia melihat Wang Yibo berdiri dan menatapnya penuh kekhawatiran. Tanpa berkata-kata, ia menghambur ke dalam pelukan Yibo.
Pemuda itu semakin dibuat bingung dan mulai dilanda panik. Ia mengamati ruangan yang remang-remang ditemani suara pelan dari televisi. Dia juga tidak melihat Vin di ruangan itu, menandakan dokter muda itu sudah pergi. Tangannya mengusap punggung Xiao Zhan sambil membimbingnya masuk.
“Tenanglah, aku disini. Ayo, kita masuk,” ia merangkul bahu kecil itu dan kembali mengajaknya duduk di sofa yang lebar berbentuk sudut.
Duduk bersandar pada sofa, Yibo memeluk Xiao Zhan yang melingkarkan kedua lengan dan merebahkan kepala pada bahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝓝𝓮𝓿𝓮𝓻 𝓢𝓪𝔂 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝐄𝐧𝐝]
RomanceSeorang wartawan tampan, kameranya secara tidak sengaja menangkap satu sosok yang berwajah seperti malaikat - itu menurutnya. Ia merasa keputusannya untuk datang ke taman Danau Barat menjadi sesuatu yang tak terlupakan. Sejak saat itu, dia seakan te...